
Sri Mulyani: Pendapatan Negara Tembus Rp 2.000 T di 2019
Arys Aditya, CNBC Indonesia
18 July 2018 18:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan total pendapatan negara naik 15% tahun depan. Hal ini membuat nominal pendapatan negara untuk pertama kalinya menembus angka lebih dari Rp 2.000 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kenaikan itu ditopang oleh kenaikan pajak non migas 16,6%. Pada tahun ini, target pendapatan non migas mencapai Rp 1.385,1 triliun.
"Pertama kali pendapatan di tahun depan akan menembus Rp 2000 triliun, karena selama ini pendapatan negara selalu di bawah Rp 1.900 triliun," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/7/2018).
"Tahun ini akan mendekati Rp 1.900 triliun, dan tahun depan menembus Rp 2.000 triliun. Dengan Rp 2.000 triliun ini kami bisa membelanjakan belanja kementerian, lembaga dan daerah dalam rangka memperbaiki prioritas kita."
Dari perhitungan CNBC Indonesia, kenaikan sebesar 15% pada komponen pendapatan berarti mencapai Rp 2.178,9 triliun, dari posisi 2018 yang hanya Rp 1.894,7 triliun.
Untuk sisi belanja, Menkeu mengatakan pihaknya masih akan menyerap aspirasi dari kementerian dan lembaga terkait sehingga sampai hari ini belum ada postur anggaran secara resmi. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Nanti kita lihat. Tadi masih ada aspirasi yang masuk, dan presiden masih instruksikan beberapa hal, sehingga postur akhir masih belum kita finalkan. Nanti hasil pertemuan sidang kabinet ini kami masih akan lakukan rekalkulasi lagi."
Pada Kamis pekan lalu, Badan Anggaran DPR memberikan restu bagi pemerintah untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) di tahun politik.
Asumsi yang disetujui adalah:
(dru) Next Article Pajak oh Pajak: Mau PPN, PPh, Semuanya Lesu Nih...!
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kenaikan itu ditopang oleh kenaikan pajak non migas 16,6%. Pada tahun ini, target pendapatan non migas mencapai Rp 1.385,1 triliun.
"Pertama kali pendapatan di tahun depan akan menembus Rp 2000 triliun, karena selama ini pendapatan negara selalu di bawah Rp 1.900 triliun," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Dari perhitungan CNBC Indonesia, kenaikan sebesar 15% pada komponen pendapatan berarti mencapai Rp 2.178,9 triliun, dari posisi 2018 yang hanya Rp 1.894,7 triliun.
Untuk sisi belanja, Menkeu mengatakan pihaknya masih akan menyerap aspirasi dari kementerian dan lembaga terkait sehingga sampai hari ini belum ada postur anggaran secara resmi. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Nanti kita lihat. Tadi masih ada aspirasi yang masuk, dan presiden masih instruksikan beberapa hal, sehingga postur akhir masih belum kita finalkan. Nanti hasil pertemuan sidang kabinet ini kami masih akan lakukan rekalkulasi lagi."
Pada Kamis pekan lalu, Badan Anggaran DPR memberikan restu bagi pemerintah untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) di tahun politik.
Asumsi yang disetujui adalah:
- Pertumbuhan ekonomi : 5,2% - 5,6%
- Inflasi : 2,5% - 4,5%
- Tingkat bunga SPN 3 Bulan : 4,6% - 5,2%
- Nilai tukar rupiah : Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$
- Harga minyak mentah US$ 60 - US$ 70 per barel
- Lifting minyak 722 - 805 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,21 juta - 1,30 juta barel setara minyak
(dru) Next Article Pajak oh Pajak: Mau PPN, PPh, Semuanya Lesu Nih...!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular