
Pakai Uang Apa Pemerintah Tutupi Bengkak Subsidi BBM di APBN?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 July 2018 13:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana menambah alokasi subsidi energi sebesar Rp 69 triliun. Subsidi tahun ini, membengkak dari yang sebelumnya dalam kas negara sebesar Rp 94,5 triliun menjadi Rp 163,5 triliun.
Penambahan subsidi energi tahun ini tak lepas sebagai bagian dari upaya pemerintah menambal pengeluaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, meskipun belum diketahui berapa besar porsi masing-masing kebutuhan.
Lantas, dari mana saja pemerintah menambal tambahan subsidi?
Direktur Penyusunan APBN Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Kunta Nugraha mengungkapkan, penambahan alokasi subsidi energi pada tahun ini akan dikombinasikan dengan pos belanja lainnya.
"Sudah di-blended di postur APBN. Yang jelas pendapatan naik sedikit, dibanding APBN-nya. Belanja turun," kata Kunta melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/7/2018).
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani sebelumnya menyebutkan, dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bisa digunakan pemerintah untuk menambal subsidi karena realisasi penerimannya cukup memuaskan.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi PNBP sepanjang semester I-2018 sudah mencapai Rp 176,83 triliun atau 64,2% dari target yang ditetapkan dalam kas keuangan negara tahun ini sebesar Rp 275,42 triliun.
Khusus PNBP sumber daya alam dari komoditas minyak, telah mencapai Rp 58,8 triliun atau 98,6% dari target sebesar Rp 59,6 triliun. Kantong PNBP yang cukup gemuk, sebagian akan dialokasikan ke dalam subsidi.
"Kenaikan ICP menyebabkan kenaikan pada penerimaan PNBP, sehingga bisa ditambahkan ke subsidi energi," jelas Askolani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan menjamin, penambahan subsidi tidak akan membebani kas keuangan negara. Alasannya, pelaksanaan APBN hingga akhir tahun diproyeksi mengalami defisit sebesar 2,12% atau lebih kecil dari target.
(dru) Next Article APBN per Mei 2018, Dari PDB sampai Rupiah Jauh dari Asumsi
Penambahan subsidi energi tahun ini tak lepas sebagai bagian dari upaya pemerintah menambal pengeluaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, meskipun belum diketahui berapa besar porsi masing-masing kebutuhan.
Lantas, dari mana saja pemerintah menambal tambahan subsidi?
"Sudah di-blended di postur APBN. Yang jelas pendapatan naik sedikit, dibanding APBN-nya. Belanja turun," kata Kunta melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/7/2018).
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani sebelumnya menyebutkan, dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bisa digunakan pemerintah untuk menambal subsidi karena realisasi penerimannya cukup memuaskan.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi PNBP sepanjang semester I-2018 sudah mencapai Rp 176,83 triliun atau 64,2% dari target yang ditetapkan dalam kas keuangan negara tahun ini sebesar Rp 275,42 triliun.
Khusus PNBP sumber daya alam dari komoditas minyak, telah mencapai Rp 58,8 triliun atau 98,6% dari target sebesar Rp 59,6 triliun. Kantong PNBP yang cukup gemuk, sebagian akan dialokasikan ke dalam subsidi.
"Kenaikan ICP menyebabkan kenaikan pada penerimaan PNBP, sehingga bisa ditambahkan ke subsidi energi," jelas Askolani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan menjamin, penambahan subsidi tidak akan membebani kas keuangan negara. Alasannya, pelaksanaan APBN hingga akhir tahun diproyeksi mengalami defisit sebesar 2,12% atau lebih kecil dari target.
(dru) Next Article APBN per Mei 2018, Dari PDB sampai Rupiah Jauh dari Asumsi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular