
OJK: Bank RI Sehat, Tak Ada Alasan Bunga Naik
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
12 July 2018 08:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski saat ini kondisi ekonomi global tengah bergejolak, kondisi perbankan di Indonesia masih sehat. Rasio kredit bermasalah sudah turun drastis.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, dalam acara halal bi halal bersama sejumlah pemimpin redaksi media massa di kantor OJK, Jakarta, Rabu
Wimboh mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah mencapai 100 basis poin di tahun ini, belum berpengaruh kepada kenaikan bunga deposito dan kredit perbankan.
"Belum ada gerakan kenaikan suku bunga deposito dan kredit. Meskipun BI menaikkan suku bunga tapi likuiditas di market cukup, tidak ada alasan naikkan," kata Wimboh.
OJK, imbuh Wimboh, tiap hari terus memantau kondisi likuiditas perbankan sehingga terus mencukupi. Sehingga bank tidak terdorong untuk menaikkan suku bunganya.
Selain masalah likuiditas, OJK juga terus mendorong bank agar meningkatkan efisiensinya. Tujuannya, agar beban biaya operasional bisa ditekan dan kenaikan suki bunga tak perlu dilakukan.
"Bank kita minta pakai teknologi. Sekarang bank tidak butuh pegawai yang banyak dengan teknologi sehingga penghematan biaya cukup besar," ujarnya.
Soal kondisi bank yang sehat, Wimboh mengatakan, data terakhir OJK menyatakan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bank secara gross saat ini sudah di bawah 3% dan nettonya di kisaran 1,2%.
Sehingga saat ini bank sudah melewati masa konsolidasi memperbaiki NPL dan mulai bisa melakukan ekspansi kredit.
"Tahun-tahun lalu NPL naik karena harga komoditas turun. Tahun ini kita harapkan konsolidasi NPL membuahkan hasil. Sehingga kredit bisa tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu. Keuntungan bank tahun ini juga harusnya lebih tinggi lagi," papar Wimboh.
(roy) Next Article BI Naikkan Bunga Acuan, Bank Bakal Kerek Bunga Deposito
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, dalam acara halal bi halal bersama sejumlah pemimpin redaksi media massa di kantor OJK, Jakarta, Rabu
OJK, imbuh Wimboh, tiap hari terus memantau kondisi likuiditas perbankan sehingga terus mencukupi. Sehingga bank tidak terdorong untuk menaikkan suku bunganya.
Selain masalah likuiditas, OJK juga terus mendorong bank agar meningkatkan efisiensinya. Tujuannya, agar beban biaya operasional bisa ditekan dan kenaikan suki bunga tak perlu dilakukan.
"Bank kita minta pakai teknologi. Sekarang bank tidak butuh pegawai yang banyak dengan teknologi sehingga penghematan biaya cukup besar," ujarnya.
Soal kondisi bank yang sehat, Wimboh mengatakan, data terakhir OJK menyatakan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bank secara gross saat ini sudah di bawah 3% dan nettonya di kisaran 1,2%.
Sehingga saat ini bank sudah melewati masa konsolidasi memperbaiki NPL dan mulai bisa melakukan ekspansi kredit.
"Tahun-tahun lalu NPL naik karena harga komoditas turun. Tahun ini kita harapkan konsolidasi NPL membuahkan hasil. Sehingga kredit bisa tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu. Keuntungan bank tahun ini juga harusnya lebih tinggi lagi," papar Wimboh.
(roy) Next Article BI Naikkan Bunga Acuan, Bank Bakal Kerek Bunga Deposito
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular