Internasional

DP Rumah Tinggi Berlaku, Moodys: Kredit Bank Lebih Sehat

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
09 July 2018 17:57
Aturan baru tersebut akan mengurangi spekulasi pada sektor properti.
Foto: Donald Banjarnahor
Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan Singapura diprediksi memperoleh manfaat dari langkah pengamanan sektor properti yang dimulai tanggal 6 Juli. Kebijakan tersebut akan mengurangi spekulasi pada rumah tinggal dan meningkatkan penyangga (buffer) bank "jika dan saat harga properti turun signifikan" kata lembaga pemeringkat Moody's, Senin (9/7/2018).

Langkah tersebut termasuk bunga bea meterai tambahan pembeli (additional buyer's stamp duty/ABSD) yang lebih tinggi dan batasan loan to value (LTV) atau aturan uang muka yang lebih ketat, mengurangi risiko penggelembungan harga properti, guncangan harga di masa mendatang dan kerugian dari pinjaman mortgage (properti), yang memberi kredit yang lebih sehat bagi perbankan Singapura.

"Kami memprediksi langkah baru itu bisa mengurangi kredit bank untuk pembelian properti tempat tinggal dan bangkitnya investasi bersifat spekulatif," kata analis senior Moody's Investors Service Simon Chen, dilansir dari Strait Times.

"Kami juga memprediksi langkah-langkah tersebut akan memperbaiki kualitas aset-aset kredit perumahan yang baru dari perbankan di tengah peningkatan suku bunga dan penguatan pasokan properti Singapura."

Pada akhir bulan Maret 2018, tiga bank besar Singapura yaitu DBS, OCBC dan UOB memiliki 42% sampai 50% portfolio kredit yang terpapar ke sektor properti, termasuk kredit perumahan.

Moody's memprediksi gagal bayar kredit perumahan akan tetap rendah sebab langkah-langkah seperti debt-service ratio (DSR) maksimal 60% telah menghalangi pertumbuhan kredit perumahan dan pinjaman berlebihan.

Sektor rumah tangga Singapura secara keseluruhan juga memiliki posisi aset bersih sangat kuat yang akan menyediakan buffer ekstra dalam membayar utang mereka, dengan total aset keuangan rumah tangga yang jumlahnya 3,5 lipat lebih dari liabilitas rumah tangga di akhir tahun 2017.

Moody's mencatat bahwa sistem Singapura terkait rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) hanya 0,4% di akhir tahun 2017, dengan rata-rata LTV properti rendah sebesar 53%. Kurang dari 5% properti memiliki rasio LTV yang melampaui 80%, dan perbankan di Singapura tidak diizinkan menawarkan kredit perumahan dengan rasio LTV tinggi seperti itu sejak tahun 2013.



(roy/roy) Next Article Beli Rumah Bisa DP 0%, Ini Kata Bos BCA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular