Emisi Green Bond Pertama di Indonesia Tak Sesuai Ekspektasi

Irvin Afriano, CNBC Indonesia
03 July 2018 07:14
Emisi Green Bond Pertama di Indonesia Tak Sesuai Ekspektasi
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi ramah lingkungan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) segera tercatat di PT Bursa Efek Indonesia senilai Rp 355 miliar, atau jauh di bawah target yang dipatok semula senilai Rp 1 triliun. 

Dalam keterbukaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), green bond berkelanjutan III/tahap I/2018 yang diterbitkan SMI memiliki dua seri. Seri A bertenor tiga tahun dan nilai emisi Rp 131,5 miliar memiliki kupon 7,55% dan seri B bertenor lima tahun senilai Rp223,4 miliar memiliki kupon 7,8% per tahun. 

Green bond tersebut menjadi awal dari penerbitan total obligasi berkelanjutan Rp 3 triliun yang dapat diterbitkan dalam dua tahun ke depan. Selain obligasi hijau, SMI juga segera mencatatkan sukuk mudharabah berkelanjutan I/tahap I/2018 senilai total Rp 1 triliun dengan tenor masing-masing serupa. 

Green bond SMI digadang-gadang menjadi efek utang ramah lingkungan pertama di Indonesia. SMI adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang membiayai proyek infrastruktur, terutama proyek infrastruktur pemerintah. 

Berbeda dari obligasi konvensional, proyek yang didanai oleh green bond merupakan proyek yang fokus pada aspek lingkungan dan sosial. Efisiensi energi, pencegahan polusi, dan budidaya teknologi ramah lingkungan menjadi fokus proyek yang dibiayai green bond.
Penerbitan obligasi SMI yang tidak laku tersebut mengindikasikan risiko proyek ramah lingkungan yang lebih besar karena membutuhkan perizinan yang lebih banyak dibandingkan dengan proyek biasa.  

Dalam praktik di lapangan, penerbitan yang di bawah target juga mencerminkan bunga yang dianggap kurang menarik karena selisih (spread) yang sempit dengan imbal hasil (yield) obligasi acuan.


Hari Senin (2/7/2018), yield obligasi pemerintah FR0064 yang menjadi acuan investasi rupiah lima tahun di pasar berada di 7,55%. Kondisi itu menunjukkan spread dengan kupon obligasi hijau SMI bertenor lima tahun 7,8% hanya 25 basis poin.  

Sebagai perbandingan, obligasi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV dengan tenor yang sama, senilai total Rp 3 triliun, menawarkan kupon 8% atau 15 basis poin lebih menarik dari tawaran green bond SMI. Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Apalagi, kondisi pasar obligasi saat ini tengah tertekan di tengah normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju terutama di Amerika Serikat (AS) yang menarik dana-dana global yang selama ini ditanamkan di pasar surat utang. 


Di sisi lain, green bond ini merupakan produk pertama di pasar domestik, di mana produk baru biasanya menawarkan kupon yang lebih tinggi (sweetener) karena risiko yang dihadapi calon investor juga lebih tinggi dibandingkan dengan jenis produk yang sudah ada.  

Sukuk SMI yang lebih laku memiliki karakteristik berbeda, karena memiliki tingkat bunga mengambang (floating). Hal ini mencerminkan investornya menghindari volatilitas pasar jika suku bunga acuan Indonesia naik lagi.  

Investor pasar modal syariah Indonesia juga masih kekurangan pasokan, sehingga instrumen baru yang terbit biasanya akan diserap pasar dengan lebih mudah dibandingkan dengan produk konvensional.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular