Harga SBN Lolos dari Koreksi, Tertolong Kebijakan Moneter

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
02 July 2018 20:43
Pasar surat berharga negara menguat tertolong kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan dan mengintervensi pasar.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat berharga negara (SBN) ditutup menguat hari ini, tertolong kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan akhir pekan lalu dan mengintervensi pasar. 

Data Reuters menunjukkan penguatan terjadi di pasar obligasi meski rupiah tertekan 0,35% ke US$14.375/dolar AS dari akhir pekan lalu. Rupiah di pasar spot sempat menyentuh US$14.400, dan harga jual dolar AS di bank nasional sempat menyentuh US$14.500/dolar AS. 

Harga obligasi dua dari empat seri acuan (benchmark) naik, sehingga menekan imbal hasil (yield) di pasar sekunder. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar. 

Dua seri yang menguat adalah FR0063 (acuan 5 tahun), FR0064 (acuan 10 tahun). Seri acuan FR0075 (acuan 20 tahun) flat hari ini, sedangkan seri acuan lain yaitu FR0065 (acuan 15 tahun) melemah. 

Hari ini, harga FR0063 naik dan menekan yield sebesar 5 basis poin (bps) menjadi 7,55% dari penutupan akhir pekan lalu. Hal serupa terjadi pada FR0064, yang mengalami koreksi yield sebesar 6 bps menjadi 7,74%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Di sisi lain, FR0065 (acuan 20 tahun) mengalami koreksi harga dan mendongkrak yield sebesar 4 bps menjadi 8,15%. Data perdagangan FR0075 tidak bergerak dari level 8,24% hari ini. 
Harga SBN Lolos dari Koreksi, Tertolong Kebijakan MoneterSumber: Reuters
Di Negeri Paman Sam, harga acuan obligasi pemerintah AS (US Treasury), yang bertenor 10 tahun, pada pekan lalu menguat dan memicu penurunan yield sebesar 1 bps menjadi 2,83%, dibandingkan posisi akhir pekan lalu 2,85%. 

Di tengah situasi demikian, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate.

Penaikan oleh BI diharapkan dapat meredakan aliran keluar dana asing (outflow) di tengah memanasnya perang dagang dan penguatan dolar AS. Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah tertekan akibat memanasnya perang dagang AS dengan mitra dagangnya di Eropa.

Akibatnya, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang dunia hari ini, kecuali yen Jepang.
 

Meski sempat menyentuh level 14.400, laju koreksi rupiah melambat di akhir-akhir perdagangan yang mengindikasikan adanya intervensi moneter di pasar uang di antaranya dengan cara memborong obligasi untuk mendongkrak harganya. 


TIM RISET CNBC INDONESIA
 


(ags/ags) Next Article Wow! BI Siapkan Rp 100 T untuk Buyback Surat Berharga Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular