
Rusia Ungkap Keputusan di Balik Sidang OPEC
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 June 2018 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia- Sidang negara-negara eksportir minyak (OPEC) telah berakhir jumat lalu, dengan keputusan menaikkan produksi demi mengontrol harga minyak dunia. Banyak yang menduga hasil sidang OPEC kali ini didorong oleh Trump dan demi kepentingan politik. Benarkah?
Menteri Energi Rusia Alexander Novac mengungkap pertimbangan-pertimbangan peserta sidang kepada CNBC International secara khusus, saat dijumpai di Konferensi Tingkat Tinggi OPEC di Wina, Austria, dan intinya ia membantah ada peran Trump dalam kesepakatan tersebut.
Dilansir dari CNBC International, Minggu (24/6/2018), Alexander mengatakan kesepakatan untuk menaikkan produksi minyak jauh sudah dipikirkan sebelum adanya kicauan Presiden AS Donald Trump di akun twitternya sebelum sidang dimulai. "Amerika itu hanya konsumen seperti konsumen lainnya, dan saat kami membuat keputusan kami juga ambil berdasar sudut pandang kepentingan para konsumen. Tidak hanya produsen," katanya.
Namun, ia menekankan, keputusan untuk naikkan produksi di Juni ini sudah dipikirkan jauh hari sebelum adanya tweet Presiden AS. "Sebagai catatan, Rusia sudah mengajukan untuk pelonggaran kuota dari akhir tahun lalu, dan mulai mendiskusikan rinciannya Februari ini."
Sebagai sekutu penghasil minyak, Rusia juga sepakat dengan OPEC untuk meningkatkan produksi minyak dengan total satu juta barel per hari untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan di pasar pada paru kedua tahun ini.
Kesepakatan tersebut, akan berakhir pada akhir 2018, namun Novak mengatakan bahwa proposal tambahan sudah direncanakan.
"Kesepakatan ini akan didasari pada pemantaun situasi pasar, penciptaan dan pelembagaan badan yang mengatur dan memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan. Jika perlu, seperti yang dilakukan pada tahun 2016," ungkapnya.
Konsep perjanjian akan kembali dipertimbangkan pada pertemuan komite pemantaun berikutnya di September 2018. "Dengan maksbud menandatanganinya pada pertemuan tingiam menteri akhir tahun," jelas Novak.
Dia mengatakan, bahwa kesepakatan pada akhir pekan ini akan meningkatkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari, meskipun Rusia sempat menyatakan bahwa kenaikan 1,5 juta barel harus dilakukan. "Seharusnya cukup,"
"Kami belum khawatir dengan cara apa pun dari kebutuhan ini karena mekanisme yang kami miliki cukup fleksibel dan memungkinkan kami untuk mengambil keputusan yang berbeda di masa depan," tutur dia.
Dalam kesepakatan ini, Rusia pun berencana untuk meningkatkan ekspor minyak sebesar 200.000 barel per hari.
(gus) Next Article OPEC Wacanakan Penurunan Produksi, Rusia: Jangan Gegabah!
Menteri Energi Rusia Alexander Novac mengungkap pertimbangan-pertimbangan peserta sidang kepada CNBC International secara khusus, saat dijumpai di Konferensi Tingkat Tinggi OPEC di Wina, Austria, dan intinya ia membantah ada peran Trump dalam kesepakatan tersebut.
Namun, ia menekankan, keputusan untuk naikkan produksi di Juni ini sudah dipikirkan jauh hari sebelum adanya tweet Presiden AS. "Sebagai catatan, Rusia sudah mengajukan untuk pelonggaran kuota dari akhir tahun lalu, dan mulai mendiskusikan rinciannya Februari ini."
Sebagai sekutu penghasil minyak, Rusia juga sepakat dengan OPEC untuk meningkatkan produksi minyak dengan total satu juta barel per hari untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan di pasar pada paru kedua tahun ini.
Kesepakatan tersebut, akan berakhir pada akhir 2018, namun Novak mengatakan bahwa proposal tambahan sudah direncanakan.
"Kesepakatan ini akan didasari pada pemantaun situasi pasar, penciptaan dan pelembagaan badan yang mengatur dan memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan. Jika perlu, seperti yang dilakukan pada tahun 2016," ungkapnya.
Konsep perjanjian akan kembali dipertimbangkan pada pertemuan komite pemantaun berikutnya di September 2018. "Dengan maksbud menandatanganinya pada pertemuan tingiam menteri akhir tahun," jelas Novak.
Dia mengatakan, bahwa kesepakatan pada akhir pekan ini akan meningkatkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari, meskipun Rusia sempat menyatakan bahwa kenaikan 1,5 juta barel harus dilakukan. "Seharusnya cukup,"
"Kami belum khawatir dengan cara apa pun dari kebutuhan ini karena mekanisme yang kami miliki cukup fleksibel dan memungkinkan kami untuk mengambil keputusan yang berbeda di masa depan," tutur dia.
Dalam kesepakatan ini, Rusia pun berencana untuk meningkatkan ekspor minyak sebesar 200.000 barel per hari.
(gus) Next Article OPEC Wacanakan Penurunan Produksi, Rusia: Jangan Gegabah!
Most Popular