
OPEC Cs Tak Acuhkan Cuitan Trump, Harga Minyak Menguat Lagi
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 March 2019 09:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah menguat pada Jumat (29/3/2019) pagi ini, didorong pertaruhan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengacuhkan cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Spekulasi kelangkaan pasokan minyak global juga mengemuka menyusul berlanjutnya sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, dua produsen utama minyak dunia.
Pada perdagangan pagi ini, harga minyak Brent berada di level US$68,01 per barel, atau menguat 0,28% dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,4% ke US$59,54 per barel.
OPEC dan Rusia telah sepakat mempertahankan suplai minyak dunia di level 1,2 juta barel per hari (bph) tahun ini untuk membantu mendongkrak harga.
"Pemangkasan produksi dari kelompok produsen OPEC+ telah menjadi alasan utama pemulihan dramatis sejak anjloknya harga minyak sebesar 38% pada kuartal terakhir tahun lalu," tutur Ole Hansen, Kepala Perencana Komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dikutip Reuters.
Pemulihan harga minyak, lanjutnya, terlihat sangat kuat dan kencang sehingga WTI saat ini mengarah ke gain kuartalan terbesarnya di kisaran 3%, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak pemulihan krisis finansial global kuartal II-2009 sebesar 40%.
Sebelumnya, harga minyak sempat tertekan oleh cuitan Trump di Twitter pada Kamis yang menyerukan negara OPEC untuk menggenjot produksi minyak mereka agar harga energi utama dunia itu jadi murah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article OPEC Wacanakan Penurunan Produksi, Rusia: Jangan Gegabah!
Spekulasi kelangkaan pasokan minyak global juga mengemuka menyusul berlanjutnya sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, dua produsen utama minyak dunia.
Pada perdagangan pagi ini, harga minyak Brent berada di level US$68,01 per barel, atau menguat 0,28% dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,4% ke US$59,54 per barel.
"Pemangkasan produksi dari kelompok produsen OPEC+ telah menjadi alasan utama pemulihan dramatis sejak anjloknya harga minyak sebesar 38% pada kuartal terakhir tahun lalu," tutur Ole Hansen, Kepala Perencana Komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dikutip Reuters.
Pemulihan harga minyak, lanjutnya, terlihat sangat kuat dan kencang sehingga WTI saat ini mengarah ke gain kuartalan terbesarnya di kisaran 3%, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak pemulihan krisis finansial global kuartal II-2009 sebesar 40%.
Sebelumnya, harga minyak sempat tertekan oleh cuitan Trump di Twitter pada Kamis yang menyerukan negara OPEC untuk menggenjot produksi minyak mereka agar harga energi utama dunia itu jadi murah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article OPEC Wacanakan Penurunan Produksi, Rusia: Jangan Gegabah!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular