
Perang Dagang AS vs China
Pasar Bergejolak, Kesempatan Beli Saham Harga Rendah
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
17 June 2018 14:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajer Investasi senior Larry Glazer mengimbau, investor harus waspada karena pembicaraan perang dagang semakin memanas, tetapi mungkin ada beberapa peluang beli yang bisa terjadi di tengah volatilitas.
(dob) Next Article Xi Jinping Tenangkan Pasar, Wall Street Siap-siap Naik
"Investor harus waspada saat pembicaraan perang dagang memanas," kata Glazer seperti dilansir dari CNBC, Jumat (15/6/2018).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, saham AS memangkas kerugian mereka pada Jumat setelah kekhawatiran perang dagang mereda.
Sebelumnya pada hari itu, pasar jatuh setelah administrasi Trump mengatakan akan memberlakukan tarif 25% hingga US$ 50 miliar pada barang-barang Tiongkok. Adapun, rata-rata saham industri Dow Jones akhirnya ditutup 84,83 poin lebih rendah pada 25.090,48.
"Ini tentu tidak akan menjadi 'musim panas yang tenang dan mudah'," kata Managing Partner dan manajer portofolio di Mayflower Advisors tersebut.
Namun, kekhawatiran akan situasi geopolitik akan menciptakan kesempatan membeli bagi investor yang berani selama beberapa minggu ke depan. Kantor Perwakilan Perdagangan AS mengatakan, AS awalnya akan memberlakukan satu set tarif pada 818 item senilai sekitar US$ 34 miliar pada 6 Juli. Perhitungan terpisah senilai sekitar US$ 16 miliar dapat berlaku setelah tinjauan dan proses komentar publik.
Tiongkok dengan cepat membalas, mengumumkan retribusi 25% pada US$ 34 miliar barang AS, yang juga dijadwalkan akan berlaku 6 Juli.
"Perang dagang bisa bersifat inflasi dan mereka dapat memperlambat ekonomi. Tapi saya pikir latar belakang fundamental benar-benar solid," kata Glazer.
"Investor harus fokus pada pendapatan dan pemotongan pajak adalah hadiah yang terus diberikan sepanjang tahun ini. Tapi kami akan membutuhkan perut yang kuat," tambahnya.
Presiden dan Kepala Investasi Aviance Capital Management Chris Bertelsen mengatakan, pasar saham telah "cukup jelas" tentang situasi perang dagang, dan menurutnya itu bisa menular.
"Komentar itu benar-benar tidak membantu. Maksud saya, Kanada tidak memiliki defisit besar dengan AS, namun pembicaraan tentangnya cukup kuat," katanya. "Tarif baru di Tiongkok, saya kira, bisa jadi awal bolak-balik."
Itu tidak sehat untuk saham, terutama saham pertumbuhan waralaba seperti Coca-Cola dan Procter & Gamble, tambah Bertelsen.
Menurutnya, jauh-jauh saja dari saham makanan pokok, tetapi ada peluang nyata dalam pemain dividen tinggi seperti AT & T dan Seagate Technology.
Dan sementara mereka yang takut perang dagang dapat menemukan "tempat aman" di saham-saham berkapitalisasi kecil AS, Bertelsen mengatakan dia tidak yakin itu adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi karena dia berpikir pada akhirnya semua akan terdampak.
Evan Newmark, seorang investor swasta dan kontributor CNBC, setuju akan hal tersebut.
Sementara melarikan diri ke saham-saham berkapitalisasi kecil adalah reaksi klasik, yang merupakan "skenario buruk" untuk pasar, dan tidak ada hubungannya dengan perusahaan, pendapatan mereka atau arus perdagangan mereka.
"Ini ada hubungannya dengan sentimen di pasar. Jika sentimen berbalik melawan Presiden dan melawan ekonomi global, itu buruk bagi semua orang," pungkasnya.
"Ini tentu tidak akan menjadi 'musim panas yang tenang dan mudah'," kata Managing Partner dan manajer portofolio di Mayflower Advisors tersebut.
Namun, kekhawatiran akan situasi geopolitik akan menciptakan kesempatan membeli bagi investor yang berani selama beberapa minggu ke depan. Kantor Perwakilan Perdagangan AS mengatakan, AS awalnya akan memberlakukan satu set tarif pada 818 item senilai sekitar US$ 34 miliar pada 6 Juli. Perhitungan terpisah senilai sekitar US$ 16 miliar dapat berlaku setelah tinjauan dan proses komentar publik.
Tiongkok dengan cepat membalas, mengumumkan retribusi 25% pada US$ 34 miliar barang AS, yang juga dijadwalkan akan berlaku 6 Juli.
"Perang dagang bisa bersifat inflasi dan mereka dapat memperlambat ekonomi. Tapi saya pikir latar belakang fundamental benar-benar solid," kata Glazer.
"Investor harus fokus pada pendapatan dan pemotongan pajak adalah hadiah yang terus diberikan sepanjang tahun ini. Tapi kami akan membutuhkan perut yang kuat," tambahnya.
Presiden dan Kepala Investasi Aviance Capital Management Chris Bertelsen mengatakan, pasar saham telah "cukup jelas" tentang situasi perang dagang, dan menurutnya itu bisa menular.
"Komentar itu benar-benar tidak membantu. Maksud saya, Kanada tidak memiliki defisit besar dengan AS, namun pembicaraan tentangnya cukup kuat," katanya. "Tarif baru di Tiongkok, saya kira, bisa jadi awal bolak-balik."
Itu tidak sehat untuk saham, terutama saham pertumbuhan waralaba seperti Coca-Cola dan Procter & Gamble, tambah Bertelsen.
Menurutnya, jauh-jauh saja dari saham makanan pokok, tetapi ada peluang nyata dalam pemain dividen tinggi seperti AT & T dan Seagate Technology.
Dan sementara mereka yang takut perang dagang dapat menemukan "tempat aman" di saham-saham berkapitalisasi kecil AS, Bertelsen mengatakan dia tidak yakin itu adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi karena dia berpikir pada akhirnya semua akan terdampak.
Evan Newmark, seorang investor swasta dan kontributor CNBC, setuju akan hal tersebut.
Sementara melarikan diri ke saham-saham berkapitalisasi kecil adalah reaksi klasik, yang merupakan "skenario buruk" untuk pasar, dan tidak ada hubungannya dengan perusahaan, pendapatan mereka atau arus perdagangan mereka.
"Ini ada hubungannya dengan sentimen di pasar. Jika sentimen berbalik melawan Presiden dan melawan ekonomi global, itu buruk bagi semua orang," pungkasnya.
(dob) Next Article Xi Jinping Tenangkan Pasar, Wall Street Siap-siap Naik
Most Popular