
Perusahaan Batu Bara Terbesar India Rayu Adaro Jadi Mitra
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
31 May 2018 06:45

Jakarta, CNBC Indonesia- Tawaran kerjasama dalam sektor batu bara yang diajukan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan main-main. Nota kesepahaman yang ditandatangani dua pimpinan negara itu langsung ditindak lanjuti oleh perusahaan India untuk mencari mitra dari Indonesia.
Salah satunya adalah Adani, perusahaan trader terbesar sekaligus pemasok batu bara yang dominan di India. Kali ini, Adani, sedang berupaya merayu PT Adaro Energy. Tbk untuk bekerjasama dengan mereka.
"Adani mengajak Adaro untuk join dan menambang di India. Saya didekati oleh Adani, mereka kan perusahaan trading terbesar di India dan punya bisnis pembangkit besar juga," ujar Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir dalam obrolan terbatas, usai acara buka puasa bersama, Rabu (30/5/2018).
Menurut Boy, sapaan akrab Garibaldi, Adani menjajaki kerjasama ini karena kondisi industri batu bara mereka di India yang memang masih perlu impor dalam jumlah besar. Selain itu, juga karena pemerintah India mulai buka peluang bagi swasta atau investor asing di sektor ini.
Kerjasama yang ditawarkan oleh Adani adalah membentuk usaha patungan untuk membeli blok batu bara. "Bikin Joint Venture untuk ambil blok batu bara yang akan dibuka pemerintah. Mengincar Wilayah Kerja (WK) baru," kata Boy.
Sampai saat ini, Boy masih mempertimbangkan tawaran kerjasama dari Adani dan akan membicarakannya dengan jajaran direksi terlebih dulu. Tetapi, Adani masih gigih merayu agar rencana bisnis ini bisa dieksekusi. "Saya bilang saya cuma punya dua tangan. Mereka bilang datang saja dulu ke India dan lihat bagaimana bisnisnya."
Boy mengaku saat ini perusahaan masih fokus dengan bisnis batu bara kokasnya dan rencana ekspansi di Australia. Bagi Boy, bisnis batu bara kokas lebih menjanjikan buat perusahaan untuk saat ini.
Adani sebenarnya juga sudah memiliki tambang batu bara di Indonesia. Melalui anak usahanya yakni PT Adani Global, perusahaan asal India ini beroperasi di blok Bunyu, Kalimantan Utara, sejak 2007. Batu bara yang diproduksi dari Bunyu di puncak produksinya bisa mencapai hingga 8 juta metrik ton per tahun. Tambang ini sekaligus menobatkan Adani sebagai produsen batu bara kalori 3000 terbesar di dunia.
(gus) Next Article Booming Komoditas, Laba Adaro Meroket 280% Jadi Rp 6 T
Salah satunya adalah Adani, perusahaan trader terbesar sekaligus pemasok batu bara yang dominan di India. Kali ini, Adani, sedang berupaya merayu PT Adaro Energy. Tbk untuk bekerjasama dengan mereka.
Menurut Boy, sapaan akrab Garibaldi, Adani menjajaki kerjasama ini karena kondisi industri batu bara mereka di India yang memang masih perlu impor dalam jumlah besar. Selain itu, juga karena pemerintah India mulai buka peluang bagi swasta atau investor asing di sektor ini.
Kerjasama yang ditawarkan oleh Adani adalah membentuk usaha patungan untuk membeli blok batu bara. "Bikin Joint Venture untuk ambil blok batu bara yang akan dibuka pemerintah. Mengincar Wilayah Kerja (WK) baru," kata Boy.
Sampai saat ini, Boy masih mempertimbangkan tawaran kerjasama dari Adani dan akan membicarakannya dengan jajaran direksi terlebih dulu. Tetapi, Adani masih gigih merayu agar rencana bisnis ini bisa dieksekusi. "Saya bilang saya cuma punya dua tangan. Mereka bilang datang saja dulu ke India dan lihat bagaimana bisnisnya."
Boy mengaku saat ini perusahaan masih fokus dengan bisnis batu bara kokasnya dan rencana ekspansi di Australia. Bagi Boy, bisnis batu bara kokas lebih menjanjikan buat perusahaan untuk saat ini.
Adani sebenarnya juga sudah memiliki tambang batu bara di Indonesia. Melalui anak usahanya yakni PT Adani Global, perusahaan asal India ini beroperasi di blok Bunyu, Kalimantan Utara, sejak 2007. Batu bara yang diproduksi dari Bunyu di puncak produksinya bisa mencapai hingga 8 juta metrik ton per tahun. Tambang ini sekaligus menobatkan Adani sebagai produsen batu bara kalori 3000 terbesar di dunia.
(gus) Next Article Booming Komoditas, Laba Adaro Meroket 280% Jadi Rp 6 T
Most Popular