Adaro Targetkan Jadi 5 Besar Produsen Batu Bara Kokas Dunia
Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 April 2018 20:41
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan untuk bisa berada dalam jajaran lima besar perusahaan produsen cooking coal atau batu bara kokas dunia.
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan berkembangnya suatu negara menjadi negara industri bergantung pada majunya industri baja di negara tersebut. Sedangkan industri baja sangat bergantung pada ketersediaan cooking coal atau batu bara berkalori tinggi ini.
"Saya kembangkan juga cooking coal, nah suatu saat negara kia juga masuk menjadi negara industri. Gimana kita mau jadi negara industri kalo misalnya steel industrinya tidak maju. Nah steel itu tidak akan jadi steel kalo tidak ada cookiing coal," kata Garibaldi di Menara Karya, Jakarta kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/4).
Menurut dia, kesempatan menjadi pemain besar di industri cooking coal masih terbuka lebar, pasalnya tak banyak perusahaan pertambangan yang memproduksi batu bara jenis tersebut.
"Saya ingin menjadi 5 besar pemain cooking coal. Kalo batu bara umum lawannya berat, China itu cadangannya lebih besar. Kalo cooking coal unik, pemainnya Rio Tinto, BHP, ada juga perusahaan dari Rusia. Mungkin let's say 10 pemain besar, kita masih di bawah dan Adaro mau masuk nyalip dan cita-cita jadi terbesar di dunia," jelas dia.
Sementara itu, untuk thermal coal dia berprinsip untuk terus mengembangkannya hingga ke industri hilirnya, seperti mengintegrasikannya dengan power plan yang saat ini sedang dan akan dibangun perusahaan yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Tabalong, Kalimantan Selatan berkapasitas 2×100 megawatt, PLTU Batang berkapasitas 2x1.000 megawatt dan PLTU Kaltim 5 berkapasitas 2x100 megawatt.
(gus/gus) Next Article Demi Akuisisi Kestrel, Adaro Korbankan Pertumbuhan Laba
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan berkembangnya suatu negara menjadi negara industri bergantung pada majunya industri baja di negara tersebut. Sedangkan industri baja sangat bergantung pada ketersediaan cooking coal atau batu bara berkalori tinggi ini.
Menurut dia, kesempatan menjadi pemain besar di industri cooking coal masih terbuka lebar, pasalnya tak banyak perusahaan pertambangan yang memproduksi batu bara jenis tersebut.
"Saya ingin menjadi 5 besar pemain cooking coal. Kalo batu bara umum lawannya berat, China itu cadangannya lebih besar. Kalo cooking coal unik, pemainnya Rio Tinto, BHP, ada juga perusahaan dari Rusia. Mungkin let's say 10 pemain besar, kita masih di bawah dan Adaro mau masuk nyalip dan cita-cita jadi terbesar di dunia," jelas dia.
Sementara itu, untuk thermal coal dia berprinsip untuk terus mengembangkannya hingga ke industri hilirnya, seperti mengintegrasikannya dengan power plan yang saat ini sedang dan akan dibangun perusahaan yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Tabalong, Kalimantan Selatan berkapasitas 2×100 megawatt, PLTU Batang berkapasitas 2x1.000 megawatt dan PLTU Kaltim 5 berkapasitas 2x100 megawatt.
(gus/gus) Next Article Demi Akuisisi Kestrel, Adaro Korbankan Pertumbuhan Laba
Most Popular