
Agus Marto: Kita Tak Bisa Marah-marah, Lalu Rupiah Jadi Kuat
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 May 2018 16:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Agus Martowardojo pada hari ini, Selasa (22/5/2018) menjalani rapat kerja terakhirnya sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di gedung parlemen.
Dalam rapat pertanggung jawaban jabatan yang diemban selama periode 2013 -2015 itu, Agus Marto dicecar sejumlah pertanyaan oleh para anggota komisi keuangan, terutama mengenai kondisi nilai tukar rupiah yang semakin terpuruk.
Merespons hal tersebut, Agus menegaskan, tekanan terhadap rupiah memang sudah tidak bisa lagi terhindarkan. Menurutnya, rupiah sudah terlempar jauh dari fundamental perekonomian Indonesia yang sebenarnya.
"Kita tidak bisa marah-marah, terus kemudian rupiah menjadi kuat. Rupiah harus menguat secara fundamental," kata Agus merespons cecaran parlemen di ruang rapat Komisi XI, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Menurut Agus, kunci untuk menjaga kestabilan rupiah adalah dengan menjaga pergerakan inflasi dan meningkatkan kinerja ekspor yang selama ini masih kalah dari impor. Terlepas dari ketidakpastian global, kedua hal ini bisa saja memberi tekanan pada rupiah.
"Jangan harapkan sesuatu yang ajaib kalau tidak bisa menjaga ekspor lebih tinggi dari impor, neraca jasa surplus, neraca pendapatan surplus. [...] Kita harus dorong ekspor Indonesia kita berjaya," tegasnya.
BI meyakinkan, akan terus menjalankan mandat yang tercantum dalam amandemen Undang-Undang yaitu mejaga laju inflasi dan kestabilan nilai tukar rupiah dalam rangka mencapai kesejahteraan seluruh elemen masyarakat.
(dru) Next Article Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Masih Dalam Tahap Wajar
Dalam rapat pertanggung jawaban jabatan yang diemban selama periode 2013 -2015 itu, Agus Marto dicecar sejumlah pertanyaan oleh para anggota komisi keuangan, terutama mengenai kondisi nilai tukar rupiah yang semakin terpuruk.
Merespons hal tersebut, Agus menegaskan, tekanan terhadap rupiah memang sudah tidak bisa lagi terhindarkan. Menurutnya, rupiah sudah terlempar jauh dari fundamental perekonomian Indonesia yang sebenarnya.
Kita tidak bisa marah-marah, terus kemudian rupiah menjadi kuat. Rupiah harus menguat secara fundamentalAgus Martowardojo |
Menurut Agus, kunci untuk menjaga kestabilan rupiah adalah dengan menjaga pergerakan inflasi dan meningkatkan kinerja ekspor yang selama ini masih kalah dari impor. Terlepas dari ketidakpastian global, kedua hal ini bisa saja memberi tekanan pada rupiah.
"Jangan harapkan sesuatu yang ajaib kalau tidak bisa menjaga ekspor lebih tinggi dari impor, neraca jasa surplus, neraca pendapatan surplus. [...] Kita harus dorong ekspor Indonesia kita berjaya," tegasnya.
BI meyakinkan, akan terus menjalankan mandat yang tercantum dalam amandemen Undang-Undang yaitu mejaga laju inflasi dan kestabilan nilai tukar rupiah dalam rangka mencapai kesejahteraan seluruh elemen masyarakat.
(dru) Next Article Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Masih Dalam Tahap Wajar
Most Popular