
Risiko Utang Naik, Pengamat: 2008 Jauh Lebih Tinggi
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
10 May 2018 19:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Credit Default Swap (CDS) Indonesia mencapai 129,19 basis poin pada Mei 2018. Nilai tersebut meningkat dibandingkan periode awal tahun yang mencapai 86,7 bps.
(roy) Next Article CDS RI Naik, Lebih Tinggi Dibanding Malaysia dan Thailand
Menanggapi hal ini, Head of Economics and Research Finance and Corporate Service PT UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan, peningkatan CDS ini masih normal. "Masih normal, yield juga naik," kata dia di Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Menurut Enrico, peningkatan CDS ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh negara di emerging market (pasar negara berkembang). Namun tetap saja, CDS sebesar 129,19 bps tersebut masih lebih rendah dibandingkan pada tahun 2008 dan 2013."Pada tahun 2008 dan 2013, levelnya jauh lebih tinggi sehingga ini not suprising (tidak mengejutkan),"ungkap dia.
Sementara itu, pada 2013, CDS Indonesia memang jauh lebih tinggi, yakni mencapai 233 bps pada Desember 2013. Bahkan pada saat krisis Lehman Brothers pada 2008, CDS Indonesia mencapai 250 bps pada awal 2008 dan 980 bps pada November 2008.
Sedikit informasi, CDS adalah semacam premi risiko yang dikenakan saat penerbitan instrumen utang. Semakin tinggi CDS, pada dasarnya semakin besar kemungkinan untuk mengalami gagal bayar alias default. Kenaikan CDS mencerminkan ada kekhawatiran pasar terkait fundamental ekonomi sebuah negara atau kondisi fiskalnya.
Sedikit informasi, CDS adalah semacam premi risiko yang dikenakan saat penerbitan instrumen utang. Semakin tinggi CDS, pada dasarnya semakin besar kemungkinan untuk mengalami gagal bayar alias default. Kenaikan CDS mencerminkan ada kekhawatiran pasar terkait fundamental ekonomi sebuah negara atau kondisi fiskalnya.
(roy) Next Article CDS RI Naik, Lebih Tinggi Dibanding Malaysia dan Thailand
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular