Yield Obligasi Negara 10 Tahun Tembus 7,1%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 May 2018 12:33
Lelang Obligasi Penuh Risiko
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Hari ini, pemerintah dijadwalkan melelang lima seri obligasi. Target indikatif dalam lelang ini adalah Rp 17 triliun yang bisa dinaikkan menjadi Rp 25,5 triliun. 

Ada risiko besar dalam lelang hari ini. Pelaku pasar, terutama asing, sedang cenderung menjauhi Indonesia.  

Oleh karena itu, ada potensi lelang akan kembali sepi peminat. Selain itu, ada pula kemungkinan investor memojokkan (cornering) pemerintah dengan meminta imbalan tinggi. Ini tentunya menimbulkan beban tambahan bagi anggaran negara. 

Hal ini sudah terjadi tidak hanya sekali dalam lelang obligasi syariah alias sukuk. Contoh teranyar terjadi pada 2 Mei lalu, di mana penawaran yang masuk hanya Rp 5,53 triliun yang dimenangkan hanya Rp 1,38 triliun. 

Saat itu situasinya hampir serupa dengan hari ini. Dolar AS menguat merespons hasil rapat The Federal Reserve/The Fed yang meski menahan suku bunga acuan tetapi membuka kemungkinan untuk menaikkan lagi suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan. 

The Fed menyebutkan bahwa inflasi sudah mendekati sasaran. Personal Consumption Expenditure (PCE), yang menjadi indikator The Fed untuk mengukur tingkat inflasi, sudah mencapai target 2%. Untuk core PCE sudah mendekati 2%, tepatnya 1,9%. Artinya, peluang untuk kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan Juni semakin besar, karena ada kebutuhan untuk menjangkar ekspektasi inflasi agar sesuai dengan target. 

Oleh karena itu, lelang obligasi hari ini menjadi sangat menantang. Sebab jika hasil lelang ini lagi-lagi kurang ciamik, maka justru akan menjadi tambahan sentimen negatif di pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular