Aura Perdamaian Korea dan Stabilnya Dolar AS Tekan Harga Emas

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
30 April 2018 15:27
Harga emas bergerak melemah siang ini, hingga pukul 13.45 WIB hari ini, emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 terkoreksi 0,34% ke US$1.318,90/troy ounce.
Foto: Dok Freepik
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas bergerak melemah siang ini, seiring stabilnya dolar Amerika Serikat (AS) dan meredanya tensi geopolitik di Semenanjung Korea. Hingga pukul 13.45 WIB hari ini, harga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 terkoreksi 0,34% ke US$1.318,90/troy ounce.
Aura Perdamaian Korea dan Stabilnya Dolar AS Tekan Harga EmasFoto: CNBC Indonesia
Harga sang logam mulia masih berada dalam tekanan, setelah terkoreksi nyaris 1% sepanjang pekan lalu. Biang kerok melemahnya harga emas adalah performa dolar AS yang kuat dan positifnya performa Wall Street.

Seperti diketahui, imbal hasil obligasi pemerintah AS meroket hingga menembus 3% pada hari Selasa (24/4) waktu setempat, pertama kalinya sejak 2014. Fenomena ini lantas menjadi bahan bakar bagi penguatan dolar AS pekan lalu.

Dalam sepekan kemarin, indeks dolar AS, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia mampu menguat  hingga 1,36%.  Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sudah semakin tinggi memang cenderung mendorong pelaku pasar melepas kepemilikannya atas instrumen investasi di negara lain dan beralih memeluk dolar AS, sembari menunggu saat yang tepat untuk mulai memburu obligasi pemerintah AS.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS merupakan hasil dari ekspektasi atas kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) yang lebih agresif dari perkiraan. Pasalnya, kinerja yang positif dari para emiten Wall Street ditakutkan akan mendorong inflasi terakselerasi lebih kencang dan memaksa the Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari 3 kali pada tahun ini.

Mengutip CNBC International, laporan kinerja keuangan musim ini sejauh ini mampu melampaui ekspektasi analis. Hingga akhir pekan lalu, dari seluruh perusahaan anggota S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya sejauh ini, 79,4% di antaranya mampu melampaui prediksi analis.

Terlebih, data ekonomi Negeri Paman Sam juga tercatat positif. Indeks keyakinan konsumen versi The Conference Board, penjualan rumah baru, perkembangan pasar tenaga kerja AS, hingga pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2018 mampu menunjukkan angka yang di atas ekspektasi pasar.

Pada hari ini, sentimen utama bagi pelemahan harga emas setidaknya datang dari dua sentimen. Pertama, dolar AS cenderung masih bergerak stabil, di mana hingga pukul 14.03 WIB hari ini indeks dolar AS bergerak menguat 0,01% ke 91,55. Padahal, imbal hasil obligasi pemerintah AS mulai bergerak melandai di kisaran 2,9%.

Transaksi relatif berlangsung sepi pada hari ini, menyusul diliburkannya sejumlah pasar di Asia, termasuk Jepang, Cina, India, dan Indonesia pada hari Selasa (1/5).

Kedua, aura perdamaian Korea Selatan dan Korea Utara. Secara teknis, perang di antara kedua negara ini belum berakhir karena yang ada hanya gencatan senjata.

Namun akhir pekan lalu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In melakukan pertemuan bersejarah dan berkomitmen mengakhiri perang. Kim juga menegaskan bahwa Pyongyang akan menutup dan melucuti fasilitas ujicoba nuklir mereka pada bulan depan. Dengan begitu, cita-cita denuklirisasi Semenanjung Korea sudah di depan mata.

Kombinasi kedua faktor di atas membuat pelaku pasar memasang mode risk on, dan meninggalkan instrumen safe haven seperti emas, yang akhirnya menekan harga sang logam mulia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(RHG/roy) Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular