Suku Bunga AS Hampir Pasti Naik, Harga Emas Melandai

Houtmand P Saragih & Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
07 May 2018 15:15
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 bergerak melandai 0,09% ke US$1.313,50/troy ounce hingga pukul 13.53 WIB hari ini.
Foto: Dok Freepik
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 bergerak melandai 0,09% ke US$1.313,50/troy ounce hingga pukul 13.53 WIB hari ini, dipicu oleh kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang nampaknya tinggal menunggu waktu saja.

Ekspektasi menanjaknya suku bunga acuan Negeri Paman Sam juga menekan harga sang logam mulia pekan lalu. Tercatat harga emas melemah 0,66% dalam seminggu terakhir, yang berarti sudah tiga kali berturut-turut performa mingguan harga emas selalu negatif.

Seperti diketahui, harga emas merupakan komoditas yang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan AS, seiring hal tersebut akan mendorong penguatan dolar AS. Pada siang ini pun, indeks dolar AS, yang mengukut posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, tercatat naik hingga 0,24%, hingga pukul 14.05 WIB.

Suku Bunga AS Hampir Pasti Naik, Harga Emas MelandaiFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Penguatan dolar AS memang masih sulit terelakkan. Sebab, ada potensi inflasi AS akan terakselerasi dalam bulan-bulan ke depan. Penyebabnya adalah respons investor terhadap hasil pertemuan Bank Sentral AS (The Federal Rerserve/The Fed). Meski suku bunga acuan masih ditahan 1,5-1,75%, tetapi The Fed menyebutkan bahwa inflasi sudah mendekati target 2%. Pernyataan ini semakin membuka peluang untuk kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan Juni, dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi.

Sikap The Fed bukanlah tanpa alasan, pasalnya data-data ekonomi Negeri Paman Sam pun semakin solid. Teranyar, angka pengangguran periode April 2018 tercatat sebesar 3,9%. Ini merupakan pencapaiaan terbaik sejak tahun 2000.

Ketika kondisi ketenagakerjaan membaik, maka produksi maupun konsumsi akan terakselerasi. Resultan dari situasi ini adalah munculnya tekanan bagi inflasi, sehingga perlu dikendalikan melalui kenaikan suku bunga.

Mengutip CME Federal Funds Futures, probabilitas kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan 13 Juni sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2%, mencapai 100%. Bila tidak ada aral merintang, pelaku pasar menilai hampir mustahil The Fed masih menahan suku bunga.

Sebagai tambahan, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic juga menyatakan bahwa The Fed sebaiknya menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi tahun ini, meskipun dia tidak menyangkal bahwa potensi pemangkasan pajak, pengeluaran pemerintah, dan "positifnya" proyeksi ekonomi, dapat membutuhkan pengetatan yang lebih agresif, seperti dilaporkan Reuters.

Perkembangan ini membuat investor ambil posisi. Pelaku pasar ramai-ramai memborong dolar AS, karena ketika suku bunga naik maka nilai mata uang ini akan terapresiasi.  Pada akhirnya, instrumen safe haven seperti Jepang Yen dan emas pun dilepas oleh investor. Sebagai catatan, mata uang Negeri Sakura juga ikut melemah sebesar 0,13% siang ini.

Namun, harapan bagi penguatan harga emas bisa datang dari hasil pertemuan delegasi AS-China yang membahas isu-isu terkait perdagangan masih ditunggu oleh investor. Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya di media sosial Twitter menyatakan bahwa akan segera bertemu dengan delegasi AS yang sudah pulang ke negeri Paman Sam, untuk membahas tindak lanjut ke depan.

Mengutip laporan Reuters, dalam perundingan yang berlangsung 2 hari tersebut, pemerintahan Trump menuntut pemotongan surplus perdagangan China dengan AS sebesar US$200 miliar, tarif yang lebih jauh lebih rendah, dan subsidi untuk pengembangan teknologi canggih.

Di sisi lain, Beijing juga meminta AS untuk mengurangi sanksi bagi ZTE. Seperti diketahui, sebelumnya Negeri Paman Sam melarang perusahaan asal AS untuk mengekspor produknya ke ZTE, yang menjadi sebuah langkah yang mengancam kelangsungan bisnis perusahaan teknologi asal Negeri Tirai Bambu tersebut.

Apabila akhirnya tensi perang dagang antar dua raksasa ekonomi dunia ini mereda, tentunya itu bukan kabar baik bagi harga emas, seiring akan kembalinya kepercayaan diri investor untuk "bermain" dengan aset-aset berisiko. Sebaliknya, apabila tidak ada hasil yang baik dari pertemuan AS-China, tentunya akan menjadi energi positif bagi harga sang logam mulia. 


Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular