Harga Emas Spot Menguat Tipis Jelang Rilis Data Slip Gaji AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 October 2021 13:59
FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo
Foto: Ilustrasi Emas (REUTERS/Murad Sezer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia lanjut menguat pada perdagangan Jumat (8/10/2021), meski terbatas, karena investor memantau rilis data penggajian swasta di Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan arah kebijakan moneter selanjutnya.

Harga logam mulia tersebut di pasar spot berada di level US$1.759,34/troy ons atau terhitung menguat 0,2% dibandingkan dengan posisi harga sehari yang lalu. Sementara itu, harga kontrak berjangka (futures) emas cenderung flat di angka US$1.760,1/troy ons.

Penguatan harga emas terjadi di tengah aksi buru investor di Eropa untuk melindungi nilai aset mereka dari peluang pengetatan kebijakan moneter di AS. rilis data tenaga kerja berupa slip gaji swasta, menurut Jeffrey Halley, analis OANDA, bakal menentukan nasib emas selanjutnya.

"Jika kita mendapati angka slip gaji di atas 500.000 unit, emas kemungkinan akan melanjutkan tren pelemahan karena pasar akan bersiap menghadapi dimulainya kebijakan tapering pada Desember, yang akan mendongkrak imbal hasil (yield) dan dolar AS," tuturnya sebagaimana dikutip Reuters.

Kebijakan tapering merupakan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mengurangi suntikan likuiditasnya ke pasar, dengan mengurangi pembelian obligasi yang dilakukannya selama ini senilai US$120 miliar/bulan.

The Fed akan memantau rilis data tenaga kerja malam ini untuk menentukan kapan tapering dimulai. Kebijakan tersebut akan memicu penguatan dolar, yang menjadikan harga emas bagi investor global yang tak memegang mata uang dolar AS menjadi lebih mahal.

Menurut survei Reuters, jumlah slip gaji (di luar sektor pertanian) di AS diprediksi bertambah 500.000 pada September. Data ini bakal dirilis setelah kemarin klaim tunjangan pengangguran baru tercatat menurun.

Bulan lalu bos The Fed Jerome Powell telah mengindikasikan bahwa pemangku kebijakan di bank sentral terkuat dunia tersebut sepakat pengurangan pembelian aset bisa dimulai secepatnya pada November, selama angka tenaga kerja September "bagus."

Ketika stimulus dikurangi dan memicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, maka keuntungan obligasi menjadi lebih menarik karena sama-sama aman, tetapi membagikan keuntungan bulanan yang tetap.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Masih Santuy, Harga Emas Antam Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular