
Internasional
Laba Perusahaan Baja Korsel POSCO Naik 10% di Kuartal I-2018
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 April 2018 17:11

Seoul, CNBC Indonesia - Perusahaan pembuat baja asal Korea Selatan (Korsel), POSCO pada hari Selasa (24/4/2018) mengatakan laba operasinya di kuartal I-2018 naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya akibat kuatnya permintaan baja dan kondisi pasar yang mendukung. Kenaikan tersebut melampaui proyeksi analis.
Perusahaan pembuat baja terbesar kelima di dunia tersebut memperkirakan permintaan baja akan terus tumbuh karena adanya restrukturasi berkelanjutan di industri baja China dan adanya ekspektasi pemulihan pertumbuhan di pasar negara-negara berkembang.
POSCO mencatatkan laba operasi konsolidasian sebesar 1,49 triliun won (US$1,38 miliar atau sekitar Rp 19,2 triliun) untuk periode bulan Januari hingga Maret, dibandingkan dengan 1,37 triliun won di tahun sebelumnya. Rata-rata laba yang diperkirakan oleh 16 analis yang disurvei oleh Reuters adalah sebesar 1,37 triliun won, dilansir dari Reuters.
Pendapatan kuartal pertama perusahaan naik 5% menjadi 15,9 triliun won, sementara laba bersihnya meningkat sebesar 10,9% menjadi 1,1 triliun won.
POSCO juga menaikkan target penjualan konsolidasi tahun ini menjadi 63 triliun won dari yang sebelumnya sebesar 61,9 triliun won.
Di kuartal pertama tahun ini, ekonomi China tumbuh 6,8% didorong oleh kuatnya permintaan konsumen dan juga investasi properti.
Meskipun tarif baja yang diterapkan AS dapat menimbulkan risiko bagi produsen Asia, namun perusahaan-perusahaan pembuat baja Korea Selatan dibebaskan dari tarif baja itu pada bulan Maret.
POSCO memproyeksikan harga bijih baja sebesar US$65 sampai US$70 per tonnya di kuartal kedua setelah tarif impor AS diterapkan. Harga tersebut turun dari US$74 per tonnya di kuartal pertama.
Harga batu bara kokas (coking coal) diperkirakan berada di kisaran US$180-US$190 per ton di kuartal kedua, turun dari US$299 per ton dari kuartal sebelumnya.
POSCO tengah mencari CEO baru setelah Kwon Oh-joon mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu dan mengatakan perusahaan harus dipimpin oleh pemimpin yang lebih muda.
(prm) Next Article Dapat Suntikan & Jual Anak Usaha, Saham KRAS Melesat 8%
Perusahaan pembuat baja terbesar kelima di dunia tersebut memperkirakan permintaan baja akan terus tumbuh karena adanya restrukturasi berkelanjutan di industri baja China dan adanya ekspektasi pemulihan pertumbuhan di pasar negara-negara berkembang.
POSCO mencatatkan laba operasi konsolidasian sebesar 1,49 triliun won (US$1,38 miliar atau sekitar Rp 19,2 triliun) untuk periode bulan Januari hingga Maret, dibandingkan dengan 1,37 triliun won di tahun sebelumnya. Rata-rata laba yang diperkirakan oleh 16 analis yang disurvei oleh Reuters adalah sebesar 1,37 triliun won, dilansir dari Reuters.
POSCO juga menaikkan target penjualan konsolidasi tahun ini menjadi 63 triliun won dari yang sebelumnya sebesar 61,9 triliun won.
Di kuartal pertama tahun ini, ekonomi China tumbuh 6,8% didorong oleh kuatnya permintaan konsumen dan juga investasi properti.
Meskipun tarif baja yang diterapkan AS dapat menimbulkan risiko bagi produsen Asia, namun perusahaan-perusahaan pembuat baja Korea Selatan dibebaskan dari tarif baja itu pada bulan Maret.
POSCO memproyeksikan harga bijih baja sebesar US$65 sampai US$70 per tonnya di kuartal kedua setelah tarif impor AS diterapkan. Harga tersebut turun dari US$74 per tonnya di kuartal pertama.
Harga batu bara kokas (coking coal) diperkirakan berada di kisaran US$180-US$190 per ton di kuartal kedua, turun dari US$299 per ton dari kuartal sebelumnya.
POSCO tengah mencari CEO baru setelah Kwon Oh-joon mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu dan mengatakan perusahaan harus dipimpin oleh pemimpin yang lebih muda.
(prm) Next Article Dapat Suntikan & Jual Anak Usaha, Saham KRAS Melesat 8%
Most Popular