
Dapat Suntikan & Jual Anak Usaha, Saham KRAS Melesat 8%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 September 2019 12:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) kembali mencatatkan penguatan pada perdagangan hari ini (6/9/2019) merupakan reli selama 4 hari beruntun.
Pada penutupan sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham KRAS tercatat menguat 7,91% ke level Rp 382/unit saham yang merupakan harga tertinggi sejak 23 Juli 2019.
Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 11,9 miliar dengan total volume perdagangan ada di 31,3 juta unit. Padahal rata-rata volume transaksi harian KRAS hanya 5,74 juta unit.
Harga saham perusahaan terdongkrak setelah tersiar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi Korea Selatan terkait investasi dengan Posco, perusahaan baja asal Negeri Gingseng.
"Setelah proses restrukturisasi Krakatau Steel selesai, InsyaAllah, bulan November ini ada rencana Pak Jokowi ke Korea. Kita akan menandatangani investasi 10 juta ton dengan Posco di Cilegon," ungkap Direktur Utama KRAS, Silmy Karim, di Jakarta, Rabu (4/9).
Pertemuan tersebut memberikan harapan pada pelaku pasar bahwa performa keuangan emiten BUMN satu ini akan membaik.
Sejatinya, Posco dan KRAS sebelumnya sudah menjalin kerja sama dengan membentuk usaha patungan bernama PT Krakatau Posco. Perusahaan patungan tersebut membangun pabrik baja dengan teknologi Blast Furnace pertama di Indonesia. Hingga akhir Juni 2019, PT Krakatau Posco masih membukukan kerugian US$ 13,29 juta atau setara Rp 188,72 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sebagai informasi, sepanjang semester I-2019 KRAS kembali membukukan rapor merah, dengan menorehkan kerugian mencapai US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun. Nilai tersebut membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar.
Kinerja keuangan perusahaan tertekan karena beban umum dan administrasi naik 6,94% secara tahunan menjadi US 81,81 juta. Lalu, beban keuangan membukukan kenaikan 25,74% YoY menjadi US$ 62,07 juta. Sedangkan beban lainnya tercatat melesat 71,13% YoY ke level US$ 11,71 juta.
Sebelumnya diberitakan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bakal mengakuisisi anak usaha KRAS yang bergerak di bidang pembangkit listrik, yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL). Diperkirakan akuisisi ini akan dieksekusi tahun depan mengingat saat ini kedua perusahaan masih melakukan kajian.
PGN merupakan BUMN kedua yang disebut-sebut akan mengakuisisi anak usaha Krakatau Steel, setelah PT PP Tb. (PTPP) juga berencana untuk mengambil alih PT Krakatau Tirta Industri, namun masih dalam tahap tarik-tarikan besaran porsi kepemilikan di perusahaan tersebut.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023
Pada penutupan sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham KRAS tercatat menguat 7,91% ke level Rp 382/unit saham yang merupakan harga tertinggi sejak 23 Juli 2019.
Harga saham perusahaan terdongkrak setelah tersiar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi Korea Selatan terkait investasi dengan Posco, perusahaan baja asal Negeri Gingseng.
"Setelah proses restrukturisasi Krakatau Steel selesai, InsyaAllah, bulan November ini ada rencana Pak Jokowi ke Korea. Kita akan menandatangani investasi 10 juta ton dengan Posco di Cilegon," ungkap Direktur Utama KRAS, Silmy Karim, di Jakarta, Rabu (4/9).
Pertemuan tersebut memberikan harapan pada pelaku pasar bahwa performa keuangan emiten BUMN satu ini akan membaik.
Sejatinya, Posco dan KRAS sebelumnya sudah menjalin kerja sama dengan membentuk usaha patungan bernama PT Krakatau Posco. Perusahaan patungan tersebut membangun pabrik baja dengan teknologi Blast Furnace pertama di Indonesia. Hingga akhir Juni 2019, PT Krakatau Posco masih membukukan kerugian US$ 13,29 juta atau setara Rp 188,72 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sebagai informasi, sepanjang semester I-2019 KRAS kembali membukukan rapor merah, dengan menorehkan kerugian mencapai US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun. Nilai tersebut membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar.
Kinerja keuangan perusahaan tertekan karena beban umum dan administrasi naik 6,94% secara tahunan menjadi US 81,81 juta. Lalu, beban keuangan membukukan kenaikan 25,74% YoY menjadi US$ 62,07 juta. Sedangkan beban lainnya tercatat melesat 71,13% YoY ke level US$ 11,71 juta.
Sebelumnya diberitakan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bakal mengakuisisi anak usaha KRAS yang bergerak di bidang pembangkit listrik, yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL). Diperkirakan akuisisi ini akan dieksekusi tahun depan mengingat saat ini kedua perusahaan masih melakukan kajian.
PGN merupakan BUMN kedua yang disebut-sebut akan mengakuisisi anak usaha Krakatau Steel, setelah PT PP Tb. (PTPP) juga berencana untuk mengambil alih PT Krakatau Tirta Industri, namun masih dalam tahap tarik-tarikan besaran porsi kepemilikan di perusahaan tersebut.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023
Most Popular