Setahun Pimpin KRAS, Silmy Karim Curhat Dinamikanya

Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
04 September 2019 11:46
Silmy mengungkapkan, ada dua faktor yang mempengaruhi Krakatau Steel yang membuat kinerja perusahaan masih belum pulih.
Foto: Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim menceritakan kondisi perusahaan baja BUMN yang dipimpinnya ini dalam setahun terakhir.

Silmy mengungkapkan, ada dua faktor yang mempengaruhi Krakatau Steel yang membuat kinerja perusahaan masih belum pulih. Kedua faktor itu yakni eksternal dan internal.

"Saya hampir setahun di Krakatu Steel, jadi memang kalau bicara Krakatau Steel atau industri baja sebagai awal, ada dua faktor mempengaruhi, eksternal dan kaitan internal," kata Silmy saat berbicara dalam Seminar Nasional bertema Peningkatan Interlinkage Antar Sektor untuk Pengembangan Industri Otomotif, TPT dan Alas Kaki, Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Silmy menjabat sebagai Direktur Utama Krakatau Steel sejak 6 September 2018.


"Internal saya rasa, dengan kesungguhan manajemen dan leadership, masalah bisa selesai walaupun butuh waktu," ucap mantan Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) ini.

Dia melanjutkan, faktor lainnya yakni eksternal yang tidak bisa dikontrol. Masuknya baja impor China turut mempengaruhi kinerja Krakatau Steel.

"Eksternal pun dibagi dua, yaitu industri global khususnya steel yang sekarang melakukan konsolidasi, bagaimana oversupply China direspons industri Jepang untuk mengakuisisi, sehingga konsolidasi ini memberi pengaruh pada industri dalam negeri," kata mantan Direktur PT Pindad dan mantan Komisaris Independen PT Bentoel Internasional Investama Tbk ini.

Faktor lainnya adalah perang dagang yang tidak bisa terhindarkan. Krakatau Steel, katanya, akan merespons dinamika global ini namun diperlukan juga kehadiran pemangku kebijakan. Dalam menghadapi keadaan ini, kehadiran pemimpin menjadi sesuatu yang penting.

"Yang saya maksudkan di sini, perlu ada leadership, bagaimana vision bisa sampai ke bawah, bagaimana leadership menjalankan eksekusi dengan baik. Ini dibutuhkan leadership," ujarnya.

Setahun Pimpin KRAS, Silmy Karim Curhat DinamikanyaFoto: Seminar Nasional bertema Peningkatan Interlinkage Antar Sektor untuk Pengembangan Industri Otomotif, TPT dan Alas Kaki (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)

Saat ini kinerja KRAS belum pulih dan masih dalam proses restrukturisasi utang yang mencapai Rp 30 triliun. Saat melaporkan kinerja semester I-2019, performa perusahaan baja pelat merah ini kembali merah.

Kerugian di semester I-2019 mencapai US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun. Nilai tersebut bengkak delapan kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar.

Pendapatan perusahaan anjlok 17,82% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 702,05 juta atau setara Rp 9,83 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada semester I-2018, KRAS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,96 triliun.

(tas) Next Article Terungkap! Alasan Silmy Karim Lepas Saham KRAS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular