Internasional

Iklan Digital Tumbuh 26%, Induk Google Cetak Laba Rp 126 T

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
24 April 2018 10:39
Laba Alphabet juga dikarenakan manajemen menggunakan metode akuntansi baru yang langsung memasukkan pendapatan investasi di startup walau belum direalisasikan.
Foto: REUTERS/Tomas Bravo
Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha Google, Alphabet Inc mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan kuartalan yang kuat yang berasal dari petumbuhan iklan digital yang didominasi bersama Facebook.

Pada kuartal I-2018 laba bersih Alphabet melonjak 70% dari periode yang sama tahun lalu menjadi US$9,4 miliar atau setara Rp 126,9 triliun (asumsi US$1 = Rp 13.500). Kinerja laba ini jauh di atas perkiraan para analis.

Mengutip AFP, pendapatan raksasa internet yang berbasis di California, AS ini mencapai U$31,1 miliar, naik 26% dari periode yang sama tahun lalu. Sumber terbesar pendapatan Alphabet berasal dari iklan digital.

Namun, pasca pengumuman ini saham Alphabet tergelincir. Margin operasi Alphabet berada di angka 22%, turun dari 27% di tahun sebelumnya dan meleset dari prediksi karena biaya yang naik.

"Ada kekhawatiran pada fundamental perusahaan karena adanya regulasi cloud (komputasi awan) tetapi kami percaya iklan di kuartal I-2018 dan pendapatan sehat dan barometer yang baik untuk mencapai potensi kami tahun 2018," ujar manajemen Alphabet.

Investasi startup mengerek laba

Mengutip Reuters, Laba per kuartal Alphabet senilai US$13,33 per lembar saham melampaui estimasi sebelumnya US$9,28 per lembar saham, menurut Thomson Reuters I/B/E/S.

Pendapatan sekitar US$2,4 miliar bisa dibilang disebabkan oleh metode akuntansi baru untuk keuntungan yang belum terealisasi pada investasi Alphabet di startup seperti Uber dan Airbnb Inc. Sekarang, Alphabet lebih memilih untuk menghitung nilai investasi startup saat ini ketimbang menunggu laporan pendapatan ketika dia memiliki peluang untuk menjual saham-saham itu.

Perubahan tersebut dan keuntungan satu kali membuat pajak efektif di kuartal pertama terpangkas menjadi 11% dari 20% di tahun sebelumnya. Kecuali perolehan yang terkait investasi dan hal-hal lainnya, laba yang disesuaikan adalah US$9,93 per lembar saham.

Google memiliki beberapa ongkos satu kali, termasuk mengakuisisi 2.000 karyawan di Taiwan dari HTC Corp dengan ongkos US$1,1 miliar dan pemberian ekuitas ke karyawannya.

Kenaikan biaya berulang muncul dari hak streaming untuk layanan televisi dan produk pemasaran baru di YouTube. Para pejabat Google mengatakan pengeluaran dalam memasang komputer dan kabel internet yang kuat penting untuk memenuhi permintaan di YouTube, layanan pembantu virtual Google Assistant dan peralatan data analitik di layanan Google Cloud.

Pendapatan dari unit non-iklan Google adalah US$4,4 miliar di kuartal pertama.

Alphabet kembali aktif di "other bets (pertaruhan lainnya)", yaitu seperangkat proyek tambahan di berbagai area seperti teknologi medis dan drone (pesawat tanpa awak). Kerugian operasi dari "other bets" turun menjadi US$571 juta dari US$703 juta di tahun sebelumnya.

Investor mengandalkan pertaruhan lainnya, yaitu usaha kendaraan otomatis Waymo untuk memperoleh pendapatan yang patut diperhatikan tahun ini karena kendaraan itu mulai menawarkan layanan antar penumpang.

Google juga mengungkapkan produsen thermostat (alat pengatur panas) pintar Nest memperoleh pendapatan sekitar US$726 juta di tahun 2017, melampaui estimasi para analis. Laporan keuangan Nest belum pernah dikeluarkan sejak akuisisi yang terjadi di tahun 2014.
(roy/roy) Next Article Laba Credit Suisse Kuartal I-2018 Rp 14,85 T, Naik 57%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular