Internasional

Stagnan di 2016, Tahun 2017 Laba Huawei Naik 28% Jadi Rp 98 T

Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
31 March 2018 14:06
Huawei berhasil menjual 153 juta unit smartphone meski bisnis persaingan bisnis ini cukup ketat di China. Pendapatan bisnis consumer goods ini meningkat 32%.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa telekomunikasi asal China, Huawei mencatatkan kenaikan laba bersih pada 2017 setelah laba perusahaan stagnan di 2016. Laba bersih Huawei 2017 tumbuh 28% menjadi 47,5 miliar yuan atau setara US$7,3 miliar (Rp 98,55 triliun).

Kenaikan laba bersih Huawei ditopang dari pertumbuhan bisnis beberapa unit-unit bisnisnya. Huawei berhasil menjual 153 juta unit smartphone meski bisnis persaingan bisnis ini cukup ketat di China. Pendapatan dari bisnis consumer goods ini meningkat 32%.

Namun dari bisnis supplier peralatan telekomunikasi mengalami penurunan 15,7% dari total 604 miliar Yuan.

Tahun lalu, Produsen smartphone terbesar ketiga setelah Apple dan Samsung ini menggelontorkan dana US$13,8 miliar untuk penelitian dan pengembangan (R&D). Angka ini mendekati investor yang dilakukan raksasa teknologi AS Amazon dan Alphabet, induk Google.

"Peluang dan tantangan datang lebih cepat daripada sebelumnya, dan pengembangan inovasi terus menerus satu-satunya cara kami bisa tetap bersaing dalam permainan ini," ujar Chairman Huawei Ken Hu, mengacu pada fokus investasi mereka pada kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI), komputasi awan (cloud) dan 5G.

Mengutip AFP, Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan telekomunikasi dari Skandinavia, Ericsson dan Nokia, Huawei akan habis-habis pada pengembangan 5G dengan internet cepat nirkabel. Pengembangan komersial 5G akan dilakukan tahun ini.

Huawei telah bekerja sama dengan beberapa opetor selular Eropa yang akan meluncurkan smartphone yang kompartible dengan 5G pada tahun 2019.

"Selama 10 tahun, Huawei akan melanjutkan investasi di inovasi teknologi, investasi lebih dari US$10 miliar pada R&D setiap tahun dan bahkan hingga US$20 miliar," tambah Hu.

Hambatan dari Amerika Serikat

Investasi pada R&D ini muncul ditengah meningkatkan kekhawatiran tentang persaingan dalam bisnis telekomunikasi terutama 5G dan tindakan AS.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memblokir rencana pengambilalihan Qualcomm oleh perusahaan asal Singapura dengan alasan melindungi keamanan nasional. Departemen Keuangan AS telah mengingatkan aksi korporasi ini bisa merugikan kepemimpinan AS di pasar 5G.

Huawei sendiri berencana menggarap pasar AS tetapi rencana ini tidak berhasil setelah produk tak boleh di pasarkan karena adanya ketakutan smartphone Huawei bisa digunakan untuk aktivitas spionase.
(roy/roy) Next Article Trump Bujuk Sekutu Blokir Produk Huawei Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular