
Ramayana Bisa Cetak Laba Saat Pendemi, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ritel dan operator pusat perbelanjaan, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), akhir mampu mencatatkan laba bersih setelah selama setahun terakhir kinerja labanya terus tertekan. Laba bersih RALS selama enam bulan awal tahun ini meningkat secara tahunan menjadi Rp 137,82 miliar dari semula Rp 5,36 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba ini juga mengalami pertumbuhan signifikan dari kuartal sebelumnya yang mana perusahaan masih mengalami kerugian hingga Rp 85,66 miliar dalam tiga bulan awal operasi.
Hingga akhir Juni tahun ini, pendapatan RALS naik 16,49% secara tahunan menjadi Rp 1,71 triliun dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah Rp 1,47 triliun.
Pendapatan ini naik signifikan mengingat pada kuartal pertama tahun ini RALS hanya mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 397,89 lebih rendah dari kuartal pertama tahun 2020 yang mencapai Rp 768,26 miliar.
Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan perusahaan masih didominasi oleh penjualan barang beli putus sebesar Rp 1,37 triliun meningkat dari sebelumnya Rp 1,22 triliun. Sedangkan pendapatan dari komisi penjualan konsinyasi juga ikut mengalami kenaikan menjadi Rp 346,71 miliar dari semula Rp 247,66 miliar.
Kinerja posistif RALS salah satunya dikarenakan perusahaan mampu menekan beban umum dan administrasi yang mengalami penurunan menjadi Rp 647,12 miliar dari semula Rp 665,24 miliar, dengan pengurangan terbesar terjadi pada gaji dan tunjangan lainnya yang berkurang menjadi Rp 202,55 miliar dari semula mencapai Rp 254,03 miliar.
Hal ini tentu disebabkan pula oleh kebijakan manajemen RALS yang secara aktif memangkas jumlah karyawan dari tahun ke tahun. Tercatat secara tiga tahun beruntun jumlah karyawan operator pusat perbelanjaan baju ini terus berkurang, dari total 7.734 karyawan di akhir tahun 2018 berkurang menjadi 6.659 karyawan pada akhir tahun 2019, dan terus mengalami penurunan hingga tersisa 4.603 karyawan pada akhir tahun 2020.
Artinya dalam tempo dua tahun jumlah karyawan RALS berkurang 3.131 karyawan atau terpangkas hampir setengah, tepatnya 40,48%. RALS tidak merinci jumlah karyawan dalam laporan interim.
Meskipun berhasil mencatat laba, manajemen RALS berpendapat bahwa sampai saat ini wabah Covid-19 memiliki dampak terhadap kegiatan operasi Perusahaan.
"Operasi Perusahaan masih dan kemungkinan terus dipengaruhi oleh penyebaran virus Covid-19. Dampak virus Covid-19 terhadap ekonomi global dan Indonesia termasuk dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, penurunan pasar modal, peningkatan risiko kredit, depresiasi nilai tukar mata uang asing dan gangguan operasi bisnis. Dampak masa depan dari virus Covid-19 terhadap Indonesia dan Perusahaan masih belum dapat ditentukan saat ini.Peningkatan jumlah infeksi Covid-19 yang signifikan atau penyebaran yang berkepanjangan dapat mempengaruhi Indonesia dan Perusahaan," tulis pihak manajemen RALS dalam laporan keuangan konsolidasi, dikutip keterbukaan informasi (3/8).
Pada perdagangan Selasa (3/8) pukul 10.14 WIB di pasar modal RALS tercatat tidak bergerak di level Rp 640/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 4,54 triliun. Dalam seminggu saham RALS tumbuh 0,79%, selama sebulan mengalami pelemahan 6,57% dan sejak awal tahun telah terkoreksi 17,42%.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belum Lapor Kinerja, 86 Emiten Kena Hukum Bursa! Cek Datanya