
Dibuka Naik Tipis 0,02%, IHSG Kini Terkoreksi 0,15%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 April 2018 09:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka naik tipis 0,02%, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) kini sudah berbalik arah ke teritori negatif. Sampai dengan berita ini diturunkan, IHSG melemah 0,15% ke level 6.346,61. Ada beberapa faktor yang menekan laju bursa saham dalam negeri pada pagi hari ini.
Pertama, koreksi Wall Street pada perdagangan kemarin (19/4/2018): indeks Dow Jones ditutup turun 0,34%, indeks S&P 500 turun 0,57%, dan indeks Nasdaq terkoreksi 0,78%. Anjloknya Wall Street banyak dipicu oleh pelemahan saham-saham sektor teknologi Apple, Nvidia, Micron, dan Advance Micro Devices.
Perusahaan pembuat chip terbesar di dunia yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) memproyeksikan penjualan kuartal 2 sebesar US$ 7,8-7,9 miliar, jauh dibawah proyeksi analis yang sebesar US$ 8,8 miliar. Sebagai catatan, penjualan dari TSMC merupakan indikator dari kinerja perusahaan-perusahaan teknologi di AS, dikarenakan TSMC merupakan produsen chip yang digunakan oleh mereka.
Kedua, isu perang dagang yang kembali memanas. Kini, Kementerian keuangan AS sedang mempertimbangkan penggunaan undang-undang darurat (emergency law) untuk membatasi investasi asal China pada sektor teknologi yang sensitif di AS. Hal ini diungkapkan oleh Heath tarbert, salah seorang pegawai di kementerian tersebut.
Seperti dengan pengenaan bea masuk bagi senilai US$ 60 miliar barang impor asal China yang diumumkan pada 22 Maret lalu waktu setempat, langkah ini dimaksudkan untuk menghukum China atas praktek bisnisnya yang dituding melanggar hak kekayaan intelektual dari korporasi asal AS.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump memang sudah meminta Menteri Keuangan Steve Mnuchin untuk mempertimbangkan larangan investasi bagi perusahaan asal China pasca hasil penyelidikan terhadap praktek kekayaan intelektual China dirilis pada bulan lalu.
Lalu, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 4,25% nampak sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, sehingga tak memberikan dorongan positif bagi IHSG.
Terlebih, keputusan tersebut sebenarnya dapat dikatakan kurang memuaskan, mengingat beberapa negara tetangga kini sudah mulai melakukan normalisasi kebijakan moneternya seperti Malaysia, Singapura, dan China. Dengan ditahannya suku bunga acuan, terdapat potensi aliran modal keluar ke negara-negara yang sudah melakukan pengetatan.
(ank/roy) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Pertama, koreksi Wall Street pada perdagangan kemarin (19/4/2018): indeks Dow Jones ditutup turun 0,34%, indeks S&P 500 turun 0,57%, dan indeks Nasdaq terkoreksi 0,78%. Anjloknya Wall Street banyak dipicu oleh pelemahan saham-saham sektor teknologi Apple, Nvidia, Micron, dan Advance Micro Devices.
Perusahaan pembuat chip terbesar di dunia yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) memproyeksikan penjualan kuartal 2 sebesar US$ 7,8-7,9 miliar, jauh dibawah proyeksi analis yang sebesar US$ 8,8 miliar. Sebagai catatan, penjualan dari TSMC merupakan indikator dari kinerja perusahaan-perusahaan teknologi di AS, dikarenakan TSMC merupakan produsen chip yang digunakan oleh mereka.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump memang sudah meminta Menteri Keuangan Steve Mnuchin untuk mempertimbangkan larangan investasi bagi perusahaan asal China pasca hasil penyelidikan terhadap praktek kekayaan intelektual China dirilis pada bulan lalu.
Lalu, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 4,25% nampak sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, sehingga tak memberikan dorongan positif bagi IHSG.
Terlebih, keputusan tersebut sebenarnya dapat dikatakan kurang memuaskan, mengingat beberapa negara tetangga kini sudah mulai melakukan normalisasi kebijakan moneternya seperti Malaysia, Singapura, dan China. Dengan ditahannya suku bunga acuan, terdapat potensi aliran modal keluar ke negara-negara yang sudah melakukan pengetatan.
(ank/roy) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular