Internasional

China Pengutang Terbesar AS, Tambah Obligasi Rp 117 Triliun

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
17 April 2018 15:14
Kepemilikan obligasi negara AS oleh China meningkat hingga hampir mencapai $1,18 triliun di Februari.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - China menambah kepemilikan surat utang negara Amerika Serikat (AS) atau US Treasury (UST) di bulan Februari sebesar US$8,5 miliar (Rp 117 triliun). Pembelian itu merupakan yang terbesar dalam enam bulan terakhir.

Kepemilikan UST oleh China meningkat hingga hampir mencapai $1,18 triliun, menurut Kementerian Keuangan AS, CNBC International melaporkan. Pembelian surat utang bersih oleh asing tercatat $43,2 miliar di Februari.


Seiring tensi perdagangan antara AS dan China yang meningkat, spekulasi bahwa China akan memangkas pembelian surat utang atau bahkan menjadi penjual juga merebak.

"Ini adalah peningkatan terbesar dalam enam bulan, tetapi hanya naik $8,5 miliar. Saya rasa ini tidak terlalu banyak. Jumlahnya masih di bawah Desember. Tahun lalu, terdapat penurunan yang cukup tinggi," kata Tom Simons, Ekonom Pasar Uang di Jefferies.

Pada bulan Desember, kepemilikan surat utang China adalah $1,18 triliun sebelum anjlok ke nilai $1,17 triliun di bulan Januari.

China adalah pemegang surat utang AS yang terbesar, disusul oleh Jepang yang kepemilikannya turun $6,3 miliar menjadi total $1,06 triliun.

Pembeli asing juga membeli utang lembaga sebesar $11,8 miliar dan utang korporasi $4,1 miliar. Mereka mengurangi kepemilikan saham senilai $1,2 miliar.

Pemerintahan Presiden ASDonald Trump pada tanggal 1 Maret mengumumkan bea impor pada baja dan aluminium yang berdampak pada China. AS juga mengumumkan niatannya untuk menerapkan tarif senilai $50 miliar pada barang-barang China, dan Trump juga mengancam untuk menambah bea impor terhadap produk senilai $100 miliar.


"Jika Anda melihat di mana imbal hasil [yield] dan di mana nilainya, China akan mengarah ke lokasi tempat bankir likuiditas berada," kata Andrew Brenner dari National Alliance.

Ia mengatakan surat utang berjangka waktu 2 tahun milik AS lebih menarik, berdasarkan imbal hasil 2,37%, daripada negara lain. Misalnya, surat utang berjangka 2 tahun Jerman masih memiliki imbal hasil yang negatif.
(prm) Next Article China Pegang Rp 16 Kuadriliun Obligasi Negara AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular