Internasional

China Pegang Rp 16 Kuadriliun Obligasi Negara AS

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 January 2018 13:05
Per Oktober 2017, kepemilikan China di obligasi negara AS mencapai US$ 1,19 triliun (Rp 16 kuadriliun)
Foto: detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari China. Pemerintah Negeri Tirai Bambu tengah mempertimbangkan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan sementara pembelian obligasi negara Amerika Serikat (AS).

Selama ini, China merupakan investor asing terbesar surat berharga pemerintah AS. Per Oktober 2017, kepemilikan China di obligasi negara AS mencapai US$ 1,19 triliun (Rp 16 kuadriliun).
Kepemilikan China di Surat Berharga Amerika SerikatFoto: Tim Riset CNBC Indonesia/ Hidayat Setiaji
Kepemilikan China di Surat Berharga Amerika Serikat.
(Sumber: United States Treasury)
Kepemilikan Asing di Surat Berharga Amerika SerikatFoto: Tim Riset CNBC Indonesia/ Hidayat Setiaji
Kepemilikan Asing di Surat Berharga Amerika Serikat
(Sumber: United States Treasury)
Penyebab dari keputusan China ini adalah obligasi negara AS dinilai semakin tidak menarik. Selain itu, hubungan Beijing dan Washington yang sedikit tegang juga menjadi pemicunya.

Pasar obligasi negara AS tentu akan kehilangan pembeli utamanya. Harga instrumen ini jatuh dan imbal hasil (yield) naik cukup tajam.


Yield obligasi negara AS tenor 10 tahun malam tadi naik ke 2,59%, tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Harga obligasi yang turun dan yield yang melonjak membuat dolar AS tertekan.

Dollar Index, yang mencerminkan dolar AS dibanding enam mata uang utama dunia, hari ini melemah 0,23% ke 92,3. Terhadap yen, dolar AS melemah sampai 1,1% dan terhadap poundsterling melemah 0,3%.

Terhadap mata uang regional Asia Tenggara, greenback pun takluk. Mengutip Reuters, berikut pergerakan sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS.
(Sumber: Thomson Reuters EikonFoto: Tim Riset CNBC Indonesia/ Hidayat Setiaji
(Sumber: Thomson Reuters Eikon
Penguatan rupiah bisa menjadi bahan bakar bagi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apalagi dengan koreksi yang terjadi kemarin, meski tipis, ada peluang IHSG untuk rebound.

Tim Riset CNBC Indonesia


(prm) Next Article China: Berita Pengurangan Pembelian Obligasi AS Tidak Benar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular