Internasional

China: Berita Pengurangan Pembelian Obligasi AS Tidak Benar

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
11 January 2018 14:40
Regulator valas China menyatakan berita soal pengurangan atau penghentian pembelian obligasi negara AS tidak benar
Foto: Reuters
  • Lembaga pengatur valuta asing (valas) China: Berita itu bisa saja dibuat berdasarkan informasi yang keliru
  • China sedang mendiversifikasi investasi valasnya
  • Investasi China di obligasi negara AS dilakukan berdasarkan pergerakan pasar

Beijing, CNBC Indonesia - Berita yang menyatakan China sedang mempertimbangkan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan pembelian surat berharga negara Amerika Serikat (AS) bisa saja dibuat berdasarkan informasi yang keliru dan bahkan palsu, kata lembaga pengatur valuta asing (valas) China hari Kamis (11/1/2018).

Sebelumnya, Bloomberg News melaporkan pada hari Rabu bahwa pemerintah China yang sedang meninjau ulang kepemilikan instrumen valas negara itu merekomendasikan pengurangan atau penghentian pembelian obligasi negara AS. Penghentian itu dikarenakan kurang menariknya instrumen tersebut dan meningkatnya ketegangan hubungan perdagangan kedua negara, dilansir dari Reuters.

Berita tersebut melejitkan imbal hasil (yield) obligasi negara AS (United States Treasury/ UST) ke level tertingginya dalam 10 bulan terakhir dan melemahkan dolar AS.

“Berita itu bisa saja mengutip narasumber yang salah atau mungkin merupakan berita bohong,” kata State Administration of Foreign Exchange (SAFE) dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Bloomberg News belum memberikan klarifikasi terkait pernyataan regulator valas China itu.

Yield UST bertenor 10 tahun turun menjadi 2,54% dari 2,55% yang tercatat pada penutupan perdagangan hari Rabu. Sementara itu, dolar AS menguat 0,3% menjadi 111,72 yen per dolar setelah pernyataan SAFE.

China sedang mendiversifikasi investasi valasnya untuk membantu “menjaga keamanan aset valas secara keseluruhan dan menjaga dan meningkatkan nilainya,” kata SAFE.

Investasi valas di UST adalah salah satu aktivitas pasar yang diatur secara profesional berdasarkan situasi pasar dan kebutuhan investasi. Lembaga-lembaga pengatur cadangan devisa dan valas China adalah investor pasar keuangan internasional yang bertanggung jawab, tambahnya.

Komposisi persis cadangan devisa China adalah rahasia negara dan dipantau secara ketat oleh investor global. Data Departemen Keuangan AS menunjukkan China adalah investor surat utang terbesar AS sejumlah US$1,19 triliun (Rp 16 kuadriliun) hingga Oktober tahun lalu.

Cadangan devisa China, yang terbesar di dunia, naik US$20,2 miliar di bulan Desember menjadi US$3,14 triliun karena pengaturan valas yang ketat dan menguatnya mata uang yuan mengurangi arus keluar dana asing, demikian pernyataan bank sentral China baru-baru ini.


(dru) Next Article China Pegang Rp 16 Kuadriliun Obligasi Negara AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular