
Pemerintah Akan Jual Surat Utang Valas, Apakah Waktunya Pas?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 April 2018 13:17

Ketiga adalah perkembangan isu perang dagang AS-China. Setelah beberapa waktu menghilang, sentimen ini datang lagi mewarnai pasar.
Kementerian Perdagangan AS telah melarang perusahaan Negeri Paman Sam untuk mendatangkan perangkat maupun komponen telekomunikasi dari korporasi asal China, ZTE. Sanksi ini akan berlaku selama tujuh tahun ke depan.
Kemudian, Presiden AS Donald Trump juga menyerang AS dan China yang dituding memanipulasi kurs untuk menjaga ekspor tetap kompetitif. "Rusia dan China bermain dengan pelemahan kurs sementara AS menaikkan suku bunga. Tidak bisa diterima!" tegas Trump.
Ketika suku bunga di AS naik, maka greenback pun akan mendapat pijakan untuk menguat. Namun di sisi lain Trump menilai Rusia dan China sengaja melemahkan mata uangnya secara sistematis agar ekspor mereka tetap kompetifif.
Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, menyatakan bahwa Kementerian Keuangan AS sudah memasukkan China di daftar negara yang berpotensi dianggap memanipulasi kurs. Namun Sanders tidak menyebut soal Rusia.
Beberapa waktu lalu, sentimen perang dagang sempat membuat bursa global (termasuk Indonesia) terjerembab ke zona merah. Oleh karena itu, setiap potensi yang mengarah ke perang dagang patut diwaspadai karena ketika tensi perang dagang meninggi, pasar lagi-lagi akan bersikap risk off.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/hps)
Kementerian Perdagangan AS telah melarang perusahaan Negeri Paman Sam untuk mendatangkan perangkat maupun komponen telekomunikasi dari korporasi asal China, ZTE. Sanksi ini akan berlaku selama tujuh tahun ke depan.
Kemudian, Presiden AS Donald Trump juga menyerang AS dan China yang dituding memanipulasi kurs untuk menjaga ekspor tetap kompetitif. "Rusia dan China bermain dengan pelemahan kurs sementara AS menaikkan suku bunga. Tidak bisa diterima!" tegas Trump.
Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, menyatakan bahwa Kementerian Keuangan AS sudah memasukkan China di daftar negara yang berpotensi dianggap memanipulasi kurs. Namun Sanders tidak menyebut soal Rusia.
Beberapa waktu lalu, sentimen perang dagang sempat membuat bursa global (termasuk Indonesia) terjerembab ke zona merah. Oleh karena itu, setiap potensi yang mengarah ke perang dagang patut diwaspadai karena ketika tensi perang dagang meninggi, pasar lagi-lagi akan bersikap risk off.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular