
WB: Ekonomi RI Tumbuh 5,3%, Inflasi 3,5% di 2018
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 April 2018 12:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank/WB) memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh 5,3% di tahun 2018 berkat dorongan investasi dan permintaan domestik yang meningkat.
Perekonomian diprediksi akan tumbuh di kisaran yang sama di tahun 2019, dan sedikit naik menjadi 5,4% di tahun 2020. Proyeksi WB tersebut lebih tinggi daripada capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelumnya, yaitu di angka 5,1% di tahun 2017.
"Indonesia [...] kami prediksi tumbuh lebih cepat dengan sokongan investasi dan konsumsi masyarakat yang lebih tinggi," kata Sudhir Shetty, Kepala Ekonom untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik di WB, dalam paparan laporan WB East Asia and Pacific Economic Update di Kantor WB, Kamis (12/4/2018).
WB memprediksi permintaan domestik akan didorong oleh pemilu presiden dan kepala daerah, perbaikan di konsumsi swasta serta kondisi keuangan yang longgar. Ekspor juga diperkirakan akan bantu mengerek pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya pertumbuhan investasi.
Sementara itu, inflasi diprediksi akan turun menjadi 3,5% di tahun 2018 sebelum naik menjadi 3,7% di tahun 2019 dan 2020.
Kenaikan inflasi tersebut diprediksi akan terjadi akibat meningkatnya ongkos impor sebagai dampak dari harga minyak yang lebih mahal.
Keseimbangan fiskal diperkirakan akan sedikit berkurang selama dua tahun mendatang, seiring dengan defisit yang lebih kecil di anggaran 2018 dan reformasi perbaikan pendapatan diimplementasikan.
"Jumlah defisit saat ini diprediksi akan meluas dalam jangka menengah, seiring dengan permintaan domestik yang menguat dan ketentuan dagang yang melemah," tulis WB dalam siaran pers.
(roy/roy) Next Article Cermati! Dari The Fed sampai PPh Impor, Ini Risiko Ekonomi RI
Perekonomian diprediksi akan tumbuh di kisaran yang sama di tahun 2019, dan sedikit naik menjadi 5,4% di tahun 2020. Proyeksi WB tersebut lebih tinggi daripada capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelumnya, yaitu di angka 5,1% di tahun 2017.
Sementara itu, inflasi diprediksi akan turun menjadi 3,5% di tahun 2018 sebelum naik menjadi 3,7% di tahun 2019 dan 2020.
Kenaikan inflasi tersebut diprediksi akan terjadi akibat meningkatnya ongkos impor sebagai dampak dari harga minyak yang lebih mahal.
Keseimbangan fiskal diperkirakan akan sedikit berkurang selama dua tahun mendatang, seiring dengan defisit yang lebih kecil di anggaran 2018 dan reformasi perbaikan pendapatan diimplementasikan.
"Jumlah defisit saat ini diprediksi akan meluas dalam jangka menengah, seiring dengan permintaan domestik yang menguat dan ketentuan dagang yang melemah," tulis WB dalam siaran pers.
(roy/roy) Next Article Cermati! Dari The Fed sampai PPh Impor, Ini Risiko Ekonomi RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular