Tony Fernandes: Alasan AirAsia Indonesia Backdoor Listing

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 April 2018 12:53
Backdoor listing akhir tahun lalu setelah rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/ IPO) yang digadang-gadang sejak 2015 batal.
Foto: CNBC Indonesia/Shalini
Kuala Lumpur, CNBC Indonesia - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) akhirnya berhasil masuk pasar modal domestik melalui skema backdoor listing (reverse take over) akhir tahun lalu setelah rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/ IPO) yang digadang-gadang sejak 2015 batal.

Maskapai anak usaha perusahaan penerbangan asal Malaysia AirAsia Bhd. tersebut melakukan reverse take over atas saham PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk.

CEO AirAsia Group Tony Fernandes mengungkapkan alasannya memilih skema tersebut dibandingkan IPO.

"Ini [proses backdoor listing] lebih cepat karena [pada saat itu] kami belum memenuhi seluruh persyaratan yang diatur peraturan yang berlalu untuk melakukan pencatatan saham sepenuhnya," kata Fernandes dalam wawancara dengan CNBC Indonesia di markas besar AirAsia Group di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (6/4/2018).

Salah satu hal yang menghambat proses IPO AirAsia Indonesia ketika itu adalah laporan keuangan yang masih membukukan kerugian padahal regulator mensyaratkan perusahaan yang hendak IPO untuk membukukan laba usaha pada satu tahun buku terakhir.

"Sekarang kami sedang berbicara dengan beberapa bank seperti, Bank (investment bankers) Mandiri (Mandiri Sekuritas), CIMB (CIMB Sekuritas), dan lainnya untuk melakukan penghimpunan dana kedua," ujar pengusaha yang juga menjadi pemilik klub sepakbola asal Inggris Queens Park Rangers itu.

Ia menegaskan penghimpunan dana itu akan dilakukan melalui proses rights issue. Selain itu, ada kemungkinan perseroan akan menambah kepemilikan saham publik hingga 7,5%.


Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan sebelumnya mengatakan perusahaanya akan kembali melepas saham ke publik untuk memenuhi ketentuan saham beredar (free float) sebesar 7,5%. Saat ini kepemilikan publik di perusahaan baru sebesar 2,63%.

Namun, ia menyebut perusahaan tidak berencana menerbitkan saham baru untuk memenuhi ketentuan itu. Saham yang nantinya akan dilepas kepemilikannya untuk publik akan diambil dari milik PT Fersindo Nusaperkasa yang saat ini memiliki sebanyak 49,66% dan AirAsia Investment Ltd sebesar 47,71%. 

Rencana pelepasan saham tersebut akan direalisasikan di kuartal kedua tahun ini dan akan menyasar investor institusi untuk menyerap saham tersebut.
(hps) Next Article Merasa Dikekang, Bos AirAsia: RI Jangan Terlalu Mengatur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular