
Rugi AirAsia Indonesia Membengkak Jadi Rp 512 M
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
03 April 2018 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan maskapai penerbangan berbiaya hemat (low cost carrier) PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mengalami kerugian yang cukup dalam sebesar Rp 512,64 miliar di sepanjang 2017. Nilai tersebut memburuk pasca kerugian yang dialami CMPP sepanjang 2016 yaitu merugi Rp 20,99 miliar.
Kerugian salah satunya didorong oleh beban operasional perusahaan yang semakin meningkat salah satunya kenaikan pengeluaran bahan bakar avtur. Sepanjang 2017, pengeluaran bahan bakar meningkat 6,01% menjadi Rp 1,21 triliun dibandingkan pengeluaran beban operasional bahan bakar pada 2016 sebesar Rp 1,15 triliun.
Selain beban pengeluaran usaha yang meningkat, kerugian CMPP juga didorong oleh penurunan pendapatan sebesar 1,83% menjadi Rp 3,81 triliun pada 2017, dibandingkan dengan pendapatan perusahaan pada 2016 sebesar Rp 3,88 triliun. Peningkatan terbesar pajak menjadi salah satu yang menggerus laba bersih perseroan, dimana beban pajak mencapai Rp 813,26 miliar, dari Rp 113,53 miliar.
Sementara itu, ekuitas CMPP mengalami penurunan signifikan di sepanjang 2017 yaitu sebesar 91,11% menjadi Rp 37,07 miliar dibandingkan dengan ekuitas pada 2016 sebesar Rp 416,84 miliar. Liabilitas perusahaan pada 2017 mengalami penurunan sebesar 1,10% menjadi Rp 3,05 triliun dibandingkan dengan 2016 sebesar Rp 3,08 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai aset perusahaan pada 2017 menurun 11,81% menjadi Rp 3,09 triliun dibandingkan dengan aset CMPP pada 2016 sebesar Rp 3,50 triliun.
Sebelumnya pada akhir Februari 2018, CMPP merasakan beratnya beban perusahaan karena harga avtur yang terus meningkat. Bahan bakar tersebut berkontribusi cukup besar bagi operasional perusahaan yang mencapai 35% hingga 40%.
(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah
Kerugian salah satunya didorong oleh beban operasional perusahaan yang semakin meningkat salah satunya kenaikan pengeluaran bahan bakar avtur. Sepanjang 2017, pengeluaran bahan bakar meningkat 6,01% menjadi Rp 1,21 triliun dibandingkan pengeluaran beban operasional bahan bakar pada 2016 sebesar Rp 1,15 triliun.
Selain beban pengeluaran usaha yang meningkat, kerugian CMPP juga didorong oleh penurunan pendapatan sebesar 1,83% menjadi Rp 3,81 triliun pada 2017, dibandingkan dengan pendapatan perusahaan pada 2016 sebesar Rp 3,88 triliun. Peningkatan terbesar pajak menjadi salah satu yang menggerus laba bersih perseroan, dimana beban pajak mencapai Rp 813,26 miliar, dari Rp 113,53 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai aset perusahaan pada 2017 menurun 11,81% menjadi Rp 3,09 triliun dibandingkan dengan aset CMPP pada 2016 sebesar Rp 3,50 triliun.
Sebelumnya pada akhir Februari 2018, CMPP merasakan beratnya beban perusahaan karena harga avtur yang terus meningkat. Bahan bakar tersebut berkontribusi cukup besar bagi operasional perusahaan yang mencapai 35% hingga 40%.
(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah
Most Popular