
Review Komoditas
Kuartal I Minyak Ke Utara, Batu Bara & Gas Ke Selatan
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
02 April 2018 18:12

Penguatan harga minyak mentah sayangnya tidak diikuti oleh dua komoditas energi lainnya yakni batu bara dan gas alam. Harga batu bara terkoreksi 4,37% pada kuartal I 2018. Meski demikian, koreksi itu masih lebih lunak dibandingkan dengan kuartal yang sama 2017, ketika harga si batu hitam turun 8,65%.
Pada hari perdagangan terakhir bulan Maret 2018, harga batu bara ICE Newcastle Futures tercatat sebesar US$96,4/ton, atau menguat 19,38% secara tahunan (year on year/YoY). Sebagai catatan, harga batu bara pada 29 Maret 2017 berada di angka US$80,75/ton.
Pelemahan harga batu bara di kuartal I 2018 sedikit-banyak dipengaruhi oleh permintaan batu bara global yang turun, seiring berkurangnya permintaan China. Penurunan permintaan batu bara dari Negeri Tirai Bambu itu dipengaruhi setidaknya oleh dua kebijakan.
Pertama, kebijakan pemerintah China yang memperkenalkan standar energi terbarukan dan mewajibkan seluruh Produsen Pembangkit Independen (IPP) China untuk menetapkan 15% dari total pembangkit listrik portofolionya ke energi terbarukan hingga 2020. Kedua, kebijakan pembatasan penggunaan batu bara seiring dengan terjadinya kapasitas belebih di industri baja dan semen.
Korea Selatan dikabarkan menangguhkan lima pembangkit listrik berbahan bakar batu bara selama Maret-Juni 2018. Selain itu, kontraksi harga batu bara pada Maret 2018 juga dipicu oleh kekhawatiran terhadap perang dagang China dan AS. Seperti diketahui, AS menetapkan tarif impor bagi barang-barang asal China yang nilainya mencapai US$30 miliar.
Negeri Panda itu lalu membalas dengan mengenakan bea masuk baru terhadap 128 barang impor dari AS, termasuk daging babi dan buah-buahan, senilai US$3 miliar, yang diumumkan hari ini. Sementara itu, gas alam menjadi komoditas energi dengan penurunan terbesar di kuartal I 2018, dengan anjlok 7,45% selama 3 bulan awal tahun ini.
Pada hari terakhir perdagangan Maret 2018, harga gas alam kontrak berjangka Mei 2018 tercatat sebesar US$2,731/MMBTU. Secara tahunan, harga gas alam sudah melemah sebesar 13,98%. Harga gas alam sebenarnya sempat menanjak pesat hingga menyentuh US$3,631/MMBTU pada 29 Januari 2018, tetapi setelah itu kehilangan traksinya. Setali tiga uang dengan batu bara, penurunan harga gas alam juga dipicu oleh berkurangnya permintaan seiring dengan berakhirnya musim dingin di berbagai belahan dunia.
Meski demikian, harga gas alam masih berpotensi pulih, seiring dengan berlanjutnya musim dingin di Eropa hingga April. Secara jangka panjang, permintaan China dan India yang diprediksikan menguat juga akan menyokong harga gas alam ke depan. Seiring dengan kebijakan ramah lingkungannya, China akan mengganti batu bara dengan gas alam sebagai sumber energi utamanya. India juga mulai menambah porsi penggunaan komoditas rendah polutan ini, dengan menargetkan pasokan gas alam ke 10 juta rumah tangga serta menambah akses gas alam untuk ratusan industri dan pelanggan ritel pada 2019.***
(ags)
Pada hari perdagangan terakhir bulan Maret 2018, harga batu bara ICE Newcastle Futures tercatat sebesar US$96,4/ton, atau menguat 19,38% secara tahunan (year on year/YoY). Sebagai catatan, harga batu bara pada 29 Maret 2017 berada di angka US$80,75/ton.
![]() |
Pertama, kebijakan pemerintah China yang memperkenalkan standar energi terbarukan dan mewajibkan seluruh Produsen Pembangkit Independen (IPP) China untuk menetapkan 15% dari total pembangkit listrik portofolionya ke energi terbarukan hingga 2020. Kedua, kebijakan pembatasan penggunaan batu bara seiring dengan terjadinya kapasitas belebih di industri baja dan semen.
Negeri Panda itu lalu membalas dengan mengenakan bea masuk baru terhadap 128 barang impor dari AS, termasuk daging babi dan buah-buahan, senilai US$3 miliar, yang diumumkan hari ini. Sementara itu, gas alam menjadi komoditas energi dengan penurunan terbesar di kuartal I 2018, dengan anjlok 7,45% selama 3 bulan awal tahun ini.
Pada hari terakhir perdagangan Maret 2018, harga gas alam kontrak berjangka Mei 2018 tercatat sebesar US$2,731/MMBTU. Secara tahunan, harga gas alam sudah melemah sebesar 13,98%. Harga gas alam sebenarnya sempat menanjak pesat hingga menyentuh US$3,631/MMBTU pada 29 Januari 2018, tetapi setelah itu kehilangan traksinya. Setali tiga uang dengan batu bara, penurunan harga gas alam juga dipicu oleh berkurangnya permintaan seiring dengan berakhirnya musim dingin di berbagai belahan dunia.
![]() |
(ags)
Pages
Most Popular