Masih Tertekan, Laju IHSG akan Tergantung Rilis Inflasi

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
02 April 2018 07:00
Kejatuhan saham teknologi di Amerika Serikat (AS), akibat skandal Facebook yang membuat khawatir perusahaan teknologi di seluruh dunia.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham domestik pada perdagangan pekan lalu masih belum bisa keluar dari tekanan meskipun sentimen negatif perang dagang mulai mereda. Kejatuhan saham teknologi di Amerika Serikat (AS), akibat skandal Facebook yang membuat khawatir perusahaan teknologi di seluruh dunia.

Dari dalam negeri tidak ada berita yang terlalu kuat sebagai pendukung dan sentimen positif perdagangan saham. Laporan keuangan yang disampaikan sejumlah emiten tidak terlalu menarik perhatian investor yang sepertinya sudah diperhitungkan sebelumnya.

Selain, itu terpilih Perry Warjiyo sebagai gubernur baru Bank Indonesia (BI) tampaknya tidak mendapat sambutan hangat dari pelaku pasar. Perry yang dipersepsikan sebagai Gubernur BI yang pro growth, dinilai akan menekan tingkat profitabilitas bank dan bisa memicu kenaikan kredit macet jika dipaksa menyalurkan kredit dalam jumlah besar.

Namun yang jelas pada perdagangan pekan lalu, saham-saham lapis pertama atau blue chip, khususnya saham perbankan berkontribusi besar terhadap koreksi Indeks Harga Saham Gabugan (IHSG). Dan untuk pekan ini, rilis inflasi yang akan disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, akan sangat mempengaruhi arah IHSG selama sepekan ke depan.


Secara mingguan, IHSG tercatat terkoreksi 0,35% ke level 6.188,98. Ini artinya secara year to date, IHSG sudah terkoreksi sebsesar 2,62%. Sementara itu, indeks LQ45 pekan lalu terkoreksi 1,16% dan secara year to date anjlok 6,83%.

Saham sektor keuangan tercatat menjadi pemicu koreksi IHSG, di mana indeks sektor keuangan tercatat turun 1,43%, indeks infrastruktur turun 1,19% dan indeks sektor barang konsumsi terkoreksi 0,64%.

Sementara itu, indeks sektor agribisnis tercatat menguat 3,84% dan indeks sektor industri dasar naik 2,15%. Selengkapnya kinerja indeks sektoral dan indeks acuan lainnya di tabel di bawah ini.

Masih Tertekan, Laju IHSG akan Tergantung Rilis InflasiFoto: CNBC Indonesia/IDX

Sementara itu, saham-saham yang nilainya paling besar ditransaksikan pekan lalu di antaranya, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) senilai Rp 31,55 triliun karena ada transaksi di pasar negosiasi demikian pula saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang ditransaksi senilai Rp 16,41 triliun, juga karena ada transaksi di pasar negosiasi.


Terbesar berikutnya, yang ditransaksikan di pasar reguler tercatat atas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 1,72 triliun. Saham-saham lain yang ditransaksikan dalam jumlah besar pekan lalu terlampir di tabel berikut ini.

Masih Tertekan, Laju IHSG akan Tergantung Rilis InflasiFoto: CNBC Indonesia/IDX

Ada juga saham-saham yang kenaikkan harganya tercatat cukup signifikan selama pekan lalu. Kenaikan harga saham-saham tersebut sepertinya di luar kewajaran.

Saham-saham dengan kenaikan akumulatif yang tinggi pekan lalu, antara lain saham PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) naik 185,45%. Saham ini baru saja tercatat pekan lalu. Kemudian ada saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) yang harganya naik 116,84% dan saham PT Sky Energy Indonesia Tbk (JKSY) yang juga baru IPO pekan lalu, harganya naik 87,50%.

Berikut 10 saham dengan kenaikan harga tertinggi sepanjang pekan lalu.

Masih Tertekan, Laju IHSG akan Tergantung Rilis InflasiFoto: CNBC Indonesia/IDX

(hps) Next Article IHSG Pekan Lalu Melewati Periode Volatilitas Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular