Gubernur BI Sebut Mei 2018 Rupiah Bakal Bergejolak

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
28 March 2018 13:28
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan pada Mei 2018, nilai tukar rupiah bisa bergejolak
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan pada Mei 2018, nilai tukar rupiah bisa bergejolak karena Bank Sentral AS (The Fed) diprediksi menaikkan suku bunga acuannya.

BI memproyeksikan kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate/FFR) bisa terjadi sampai empat kali.

"Penyesuaian FFR sampai tiga kali. Maret, Juni, dan Desember. Namun kami melihat kemungkinan ada keempat," kata Agus Marto di Gedung Bank Indonesia di sela acara peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia 2017, Rabu (28/3/2018).

Sementara pada 2019, Agus Marto memproyeksikan FFR masih akan naik 2 kali lagi. Menurutnya, gejolak nilai tukar akan dirasakan pada periode sebelum Bank Sentral AS menaikkan suku bunganya. Saat ini rupiah telah terdepresiasi di atas 1,25%.

"Kalau terdepresiasi 1,25% itu wajar. Sebelumnya tekanan membuat rupiah sampe 1,6%. Tapi sekarang kembali ke 1,25% sepanjang 2018. BI akan terus di pasar menjaga rupiah," katanya.


"Kalau ada tekanan lebih jauh itu terjadi di Mei 2018 menjelang Juni yang diproyeksikan The Fed betul-betul menaikkannya. Mei terjadi volatilitas dan ini bagian yang harus dijalani," imbuh Agus.

Agus Marto mengungkapkan kebijakan bank sentral akan terus netral menghadapi gejolak tersebut. Pasalnya dinamika global sulit terprediksi.

"Policy terkait dengan kebijakan bunga adalah netral. Kita mengharapkan ekonomi indonesia tetap baik kalau ada dinamika global," tutup Agus.
(dru/dru) Next Article Perjalanan 5 Tahun Agus Martowardojo Sebagai Gubernur BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular