
Imbal Hasil Obligasi Korporasi Lebih Menarik Dibanding SUN
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
05 February 2018 17:25

Jakarta, CNBC Indonesia – Analis memperkirakan obligasi korporasi akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan obligasi pemerintah tahun ini.
(hps) Next Article Rupanya Ini Penyebab Emisi Obligasi Ramai di Semester II
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handi Yunianto mengatakan hal ini disebabkan investor sudah sulit mendapat yield tinggi dari obligasi pemerintah. “Kalau yield (obligasi pemerintah) 6,4%, return nya cuma 7,2%,” jelas Handi di Glass House Ritz Carlton, Senin (05/02/2018).
Dalam paparannya, ia menjelaskan salah satu faktor yang akan menahan penurunan yield obligasi pemerintah adalah kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun dari 2,40% menjadi 2,60%..
Oleh karena itu, menurut Handi obligasi korporasi akan memerikan timbal hasil yang lebih menarik dari pendapatan bunga. “Memang risikonya itu likuiditas kan karena korporasi ini memang enggak likuid, tapi kalo kita mengharapkan capital gain dari bunga obligasi ya mungkin obligasi korporasi ini bisa jadi salah satu pilihan yang menarik karena secara yield pastinya lebih bagus,” jelasnya
Berdasarkan data Mandiri Sekuritas tercatat bunga obligasi korporasi dengan rating AAA mempunyai kupon sebesar 7,98% atau masih lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kupon SUN bertenor 5 tahun sebesar 6,71%.
Selain, ia menjelaskan pihaknya memprediksi risiko premium obligasi korporasi bisa berkurang. Terutama dengan keterlibatan perbankan dan investor asing dalam membeli obligasi korporasi. Menurut Handi jika kedua institusi itu lebih aktif dalam melakukan transaksi maka akan menjadi katalis bagi pasar sekunder obligasi korporasi.
Hadi juga mengatakan peningkatan keterlibatan perbankan dalam membeli obligasi korporasi bisa terjadi ketika Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang memperbolehkan pembelian obligasi korporasi dihitung sebagai penyaluran kredit sudah diterapkan. Meskipun memang belum jelas detil aturannya apakah semua obligasi korporasi dapat diperhitungkan sebagai penyaluran kredit.
“Menurutku (pembelian obligasi korporasi) bakal naik dari biasanya karena tiap ada insentif biarpun bisa dipakai atau tidak, tapi misalnya ternyata di pasar penyaluran kreditnya ternyata susah ya mungkin bisa jadi salah satu pilihan,” kata Handy.
Dalam paparannya, ia menjelaskan salah satu faktor yang akan menahan penurunan yield obligasi pemerintah adalah kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun dari 2,40% menjadi 2,60%..
Berdasarkan data Mandiri Sekuritas tercatat bunga obligasi korporasi dengan rating AAA mempunyai kupon sebesar 7,98% atau masih lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kupon SUN bertenor 5 tahun sebesar 6,71%.
Selain, ia menjelaskan pihaknya memprediksi risiko premium obligasi korporasi bisa berkurang. Terutama dengan keterlibatan perbankan dan investor asing dalam membeli obligasi korporasi. Menurut Handi jika kedua institusi itu lebih aktif dalam melakukan transaksi maka akan menjadi katalis bagi pasar sekunder obligasi korporasi.
Hadi juga mengatakan peningkatan keterlibatan perbankan dalam membeli obligasi korporasi bisa terjadi ketika Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang memperbolehkan pembelian obligasi korporasi dihitung sebagai penyaluran kredit sudah diterapkan. Meskipun memang belum jelas detil aturannya apakah semua obligasi korporasi dapat diperhitungkan sebagai penyaluran kredit.
“Menurutku (pembelian obligasi korporasi) bakal naik dari biasanya karena tiap ada insentif biarpun bisa dipakai atau tidak, tapi misalnya ternyata di pasar penyaluran kreditnya ternyata susah ya mungkin bisa jadi salah satu pilihan,” kata Handy.
(hps) Next Article Rupanya Ini Penyebab Emisi Obligasi Ramai di Semester II
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular