
Rupanya Ini Penyebab Emisi Obligasi Ramai di Semester II
Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 August 2019 16:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai maraknya penerbitan obligasi dari emiten-emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada semester II dipicu tensi politik turun setelah pemilihan umum di April 2019 selesai.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Marutho mengatakan banyak emiten BUMN yang menunda penerbitan obligasi di awal tahun dengan pertimbangan politis. Belum lagi dengan skema front loading yang diterapkan pemerintah di awal tahun juga menyurutkan korporasi untuk bersaing di pasar.
"Saya liat semester pertama kemarin sebetulnya rencana banyak juga di awal tahun tapi bersamaan pemilu kemarin jadi BUMN kan tidak luput dari politis. Biar tidak dianggap kesempatan meraup dana pemilu jadi memilih tunda penerbitan di awal tahun karena di April-Mei makanya tunda dan akhirnya mereka terkumpul di semester dua," kata Ramdhan kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/8/2019).
Tingginya jumlah utang yang diterbitkan pemerintah di semester I-2019 juga menjadi salah satu penahan penerbitan obligasi korporasi. Pemerintah menerapkan skema front loading ini untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar saat ini.
Dari segi global, sentimen perang dagang saat ini dinilai sudah mulai dikesampingkan oleh pelaku pasar. Meski beberapa kali terjadi ketegangan antara Amerika dan China, namun hal itu dianggap sebagai faktor musiman saja.
"Sifatnya temporari, karena dua kutub besar saling punya kepentingan," imbuh dia.
Sentimen lainnya datang dari penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Bulan lalu BI telah menurunkan 7-Day Repo Rate (7DRR) sebesar 25bps menjadi 5,75%. Hal yang sama juga dilakukan di Rapat Dewan Gubernur hari ini yang juga kembali menurunkan tingkat bunga sebesar 25bps menjadi 5,5%.
Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Yoyok Isharsaya mengatakan penurunan bunga acuan BI akan berdampak pada penurunan tingkat bunga yang disematkan untuk surat utang.
"Kalo dari sisi emiten yang akan menerbitkan obligasi, karena tren (bunga) cenderung menurun maka emiten tersebut dapat berimbas untuk lebih menurun dalam menanggung cost of fund," kata Yoyok.
(hps/hps) Next Article Obligasi Zero Kupon Sedang Tren, Kok di RI Belum Diminati
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Marutho mengatakan banyak emiten BUMN yang menunda penerbitan obligasi di awal tahun dengan pertimbangan politis. Belum lagi dengan skema front loading yang diterapkan pemerintah di awal tahun juga menyurutkan korporasi untuk bersaing di pasar.
"Saya liat semester pertama kemarin sebetulnya rencana banyak juga di awal tahun tapi bersamaan pemilu kemarin jadi BUMN kan tidak luput dari politis. Biar tidak dianggap kesempatan meraup dana pemilu jadi memilih tunda penerbitan di awal tahun karena di April-Mei makanya tunda dan akhirnya mereka terkumpul di semester dua," kata Ramdhan kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/8/2019).
Tingginya jumlah utang yang diterbitkan pemerintah di semester I-2019 juga menjadi salah satu penahan penerbitan obligasi korporasi. Pemerintah menerapkan skema front loading ini untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar saat ini.
"Sifatnya temporari, karena dua kutub besar saling punya kepentingan," imbuh dia.
Sentimen lainnya datang dari penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Bulan lalu BI telah menurunkan 7-Day Repo Rate (7DRR) sebesar 25bps menjadi 5,75%. Hal yang sama juga dilakukan di Rapat Dewan Gubernur hari ini yang juga kembali menurunkan tingkat bunga sebesar 25bps menjadi 5,5%.
Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Yoyok Isharsaya mengatakan penurunan bunga acuan BI akan berdampak pada penurunan tingkat bunga yang disematkan untuk surat utang.
"Kalo dari sisi emiten yang akan menerbitkan obligasi, karena tren (bunga) cenderung menurun maka emiten tersebut dapat berimbas untuk lebih menurun dalam menanggung cost of fund," kata Yoyok.
(hps/hps) Next Article Obligasi Zero Kupon Sedang Tren, Kok di RI Belum Diminati
Most Popular