
Rilis Pertumbuhan Ekonomi Tahan Laju Koreksi IHSG
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
05 February 2018 15:25

Jakarta, CNBC Indonesia – Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 membatu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak terkoreksi lebih dalam. Angka pertumbuhan sebesar 5,07%, seperti yang dirilis BPS), di atas ekspektasi pelaku pasar sehingga IHSG bisa berhasil keluar dari tekanan sentimen negatif dari pasar saham global dan regional.
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan koreksi IHSG hari ini memang lebih disebabkan oleh tekanan global. Hari ini kita mungkin lihat dari global semua market terkoreksi karena pengaruh penurunan dalam bursa Amerika Serikat,” jelas Tjandra di Glass House Ritz Carlton, Senin (05/02/2018).
Lebih lanjut, ia menjelaskan efek koreksi ini tidak akan lama sebab koreksi ini merupakan akibat dari aksi ambil untung setelah IHSG rally cukup kencang bulan lalu. Ia juga mengatakan rilis pertumbuhan ekonomi yag di atas ekspektasi mungkin akan bisa membantu menopang IHSG pekan ini.
“Hopefully akan balik lagi (pekan ini). Kita harapkan bisa bantu, kalo kita lihat pagi-pagi turunnya cukup dalam, sekarang kan udah lumayan naik lagi,” jelas Tjandra.
Ia juga menjelaskan tren postif IHSG sebenarnya masih akan berlanjut sepanjang semester I 2017. Namun, menurut dia investor perlu berhati-hati saat memasuki medio kedua 2017. Tjandra mengatakan dua faktor yang akan menjadi penahan IHSG pada semester II ialah pelaksanaan Pilkada serentak serta kenaikan harga komoditas yang tak begitu signifikan akibat penurunan permintaan batu bara.
“Karena di pasar global ada batasan-batasan seperti China yang mau mengurangi polusi mereka makanya mungkin harga akan turun. Maka dari itu kita untuk harga komoditas kayaknya tidak akan terlalu bullish. Oleh karena itu second half akan ada koreksi market,” jelasnya.
Selain itu, ia juga melihat valuasi IHSG memang sudah cukup tinggi jika di tingkatan regional. Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya memasang tiga target untuk capaian IHSG tahun ini yaitu target pesimis yaitu 5.700 poin di mana pertumbuhan earning per share (EPS) di bawah 13%. Kemudian target dasar yaitu 6.725 poin di mana pertumbuhan EPS mencapai 13% dan target optimis yaitu 7.100 poin di mana pertumbuhan EPS bisa mencapai lebih dari 15%.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan koreksi IHSG hari ini memang lebih disebabkan oleh tekanan global. Hari ini kita mungkin lihat dari global semua market terkoreksi karena pengaruh penurunan dalam bursa Amerika Serikat,” jelas Tjandra di Glass House Ritz Carlton, Senin (05/02/2018).
Lebih lanjut, ia menjelaskan efek koreksi ini tidak akan lama sebab koreksi ini merupakan akibat dari aksi ambil untung setelah IHSG rally cukup kencang bulan lalu. Ia juga mengatakan rilis pertumbuhan ekonomi yag di atas ekspektasi mungkin akan bisa membantu menopang IHSG pekan ini.
“Hopefully akan balik lagi (pekan ini). Kita harapkan bisa bantu, kalo kita lihat pagi-pagi turunnya cukup dalam, sekarang kan udah lumayan naik lagi,” jelas Tjandra.
“Karena di pasar global ada batasan-batasan seperti China yang mau mengurangi polusi mereka makanya mungkin harga akan turun. Maka dari itu kita untuk harga komoditas kayaknya tidak akan terlalu bullish. Oleh karena itu second half akan ada koreksi market,” jelasnya.
Selain itu, ia juga melihat valuasi IHSG memang sudah cukup tinggi jika di tingkatan regional. Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya memasang tiga target untuk capaian IHSG tahun ini yaitu target pesimis yaitu 5.700 poin di mana pertumbuhan earning per share (EPS) di bawah 13%. Kemudian target dasar yaitu 6.725 poin di mana pertumbuhan EPS mencapai 13% dan target optimis yaitu 7.100 poin di mana pertumbuhan EPS bisa mencapai lebih dari 15%.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular