
Usaha Bisnis Minyak dan Gas Lesu, Ratu Prabu Beralih ke LRT
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 February 2018 15:33

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) artinya angkat bicara perihal alasan perusahaan akhirnya memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya di bidang transportasi. Penurunan kinerja bisnis minyaik dan gas perusahaan menjadi alasan utama perusahaan untuk ekspansi ke bidang yang jauh berbeda dengan core business.
Direktur Utama Ratu Prabu Energi B. Bur Marasa mengatakan karena adanya penurunan bisnis ini maka perusahaan melirik jenis usaha lain yang cukup menjanjikan yakni pembangunan Light Rail Transit (LRT). "Feasibility Study telah diselesaikank dan final report telah kami terima dari Bechtel Corporation pada Desember 2017," kata Bur Maras dalam keterbukaan informasi yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Senin (05/02/2018).
Selain itu, perusahaan telah menandatangani Memorandum of Understanding (Mou) dengan perusahaan asal China yang ingin berpartisipasi dalam pembangun proyek LRT. Meski begitu, perusahaan mengakui masih dalam tahap pembicaraan dengan beberapa pihak terkait pendanaan proyek tersebut.
"Belum bisa kami umumkan/informasikan sebelum dapat approval atau persetujuan dengan pemerintah," kata dia.
Sementara itu, saat ini perusahaan sedang melanjutkan untuk berkoordinasi dengan pemerinta, seperti Menteri Perhubungan, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Bada Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bapenas). Koordinasi ini dilakukan terkait dengan teknis, perijinan dan keuangan serta bentuk dukungan dari pemerintah.
Perusahaan menargetkan untuk mendapatkan ijin dari pemerintah untuk mendukung teknis dan keuangan nantinya. Sementara skema financing baru akan disampaikan perusahaan purchasing dan proses tender akan dilakukan.
Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan berencana untuk membangun transportasi publik jenis LRT sepanjang 400 kilometer. Pembangunan ini diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 405 triliun. Pembangunan ini akan dilakukan perusahaan melalui tiga tahap, tahap pertama ditargetkan mulai pada akhir 2019 mendatang.
(hps) Next Article Mau Bangun LRT Rp 400 T, Saham Ratu Prabu Tetap Gocap
Direktur Utama Ratu Prabu Energi B. Bur Marasa mengatakan karena adanya penurunan bisnis ini maka perusahaan melirik jenis usaha lain yang cukup menjanjikan yakni pembangunan Light Rail Transit (LRT). "Feasibility Study telah diselesaikank dan final report telah kami terima dari Bechtel Corporation pada Desember 2017," kata Bur Maras dalam keterbukaan informasi yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Senin (05/02/2018).
Selain itu, perusahaan telah menandatangani Memorandum of Understanding (Mou) dengan perusahaan asal China yang ingin berpartisipasi dalam pembangun proyek LRT. Meski begitu, perusahaan mengakui masih dalam tahap pembicaraan dengan beberapa pihak terkait pendanaan proyek tersebut.
Sementara itu, saat ini perusahaan sedang melanjutkan untuk berkoordinasi dengan pemerinta, seperti Menteri Perhubungan, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Bada Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bapenas). Koordinasi ini dilakukan terkait dengan teknis, perijinan dan keuangan serta bentuk dukungan dari pemerintah.
Perusahaan menargetkan untuk mendapatkan ijin dari pemerintah untuk mendukung teknis dan keuangan nantinya. Sementara skema financing baru akan disampaikan perusahaan purchasing dan proses tender akan dilakukan.
Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan berencana untuk membangun transportasi publik jenis LRT sepanjang 400 kilometer. Pembangunan ini diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 405 triliun. Pembangunan ini akan dilakukan perusahaan melalui tiga tahap, tahap pertama ditargetkan mulai pada akhir 2019 mendatang.
(hps) Next Article Mau Bangun LRT Rp 400 T, Saham Ratu Prabu Tetap Gocap
Most Popular