Intikeramik, Potret Buram Industri Keramik Nasional

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 February 2018 13:02
Bertahan dengan Dua Strategi
Foto: ist
Berdasarkan analisis terhadap laporan keuangan perseroan, tim riset CNBC Indonesia mencatat setidaknya ada dua strategi yang sedang digencarkan Intikeramik untuk bertahan di tengah situasi sulit. 

1.      Meningkatkan Efisiensi
Manajemen Intikeramik sepanjang tahun lalu berhasil memangkas beban pokok pendapatannya hingga 59 persen. Menurut laporan keuangan per 31 Desember 2017, beban pokok pendapatan perseroan turun menjadi Rp 42,04 miliar, dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 102,61 miliar.  Beban administrasi juga turun drastis, sebesar 82,07 persen, dari Rp 130,61 miliar menjadi Rp 23,42 miliar.

Penurunan terbesar dari pos beban gaji. Perseroan terlihat melakukan pemangkasan besar-besaran sehingga beban gaji pada tahun lalu tersisa hanya Rp 9,79 miliar, dibandingkan dengan posisi setahun sebelumnya yang mencapai Rp 21,91 miliar. Bahkan, beban air, listrik, dan telepon dipangkas hingga seperempatnya, dari Rp 450 juta menjadi hanya Rp 103 juta. Sementara itu, beban penjualan turun 8,41 persen menjadi Rp 6,77 miliar. Beban keuangan turun dari Rp 6,96 miliar menjadi Rp 214,45 juta.  

2.      Loncat ke Bisnis Properti
Emiten yang 84,79 persen sahamnya dimiliki masyarakat ini pada paruh kedua tahun lalu terpantau meraih dana segar senilai Rp 355,65 miliar, lewat pelepasan saham baru (right issue) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). 

Dana tersebut digunakan untuk mendiversifikasi bisnisnya, masuk ke sektor properti dengan mengakuisisi PT Realindo Sapta Optima, melunasi pembelian saham PT Mahkota Artha Mas dan PT Mahkota Properti Indo Medan.  Dengan menggarap bisnis properti, Intikeramik berusaha menciptakan pasar baru untuk menyerap produknya sendiri. (hps/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular