Intikeramik, Potret Buram Industri Keramik Nasional

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 February 2018 13:02
Dibelit Persoalan Fundamental
Foto: ist
Berikut ini beberapa problem yang menyelimuti industri keramik nasional, hingga memukul para pelaku usaha, termasuk raksasa keramik nasional ini.
 
1.      Lesunya Industri Properti
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR pada 12 Oktober, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengadukan nasib bisnis mereka yang menghadapi penurunan drastis dalam dua tahun terakhir, menyusul lesunya pertumbuhan properti dalam negeri.
 
2.      Gempuran Produk Asing
Menurut data Sucofindo, perusahaan inspeksi nasional, Indonesia mencatatkan pertumbuhan impor keramik di atas 20 persen setiap tahunnya. Impor terbesar berasal dari China, disusul Vietnam, yang melibas produk dalam negeri karena menawarkan harga yang jauh lebih murah.
 
3.      Tingginya Harga Gas
Industri keramik Indonesia mengalami tantangan berat dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena tingginya harga gas yang menyumbang 40 persen biaya produksi perusahaan keramik. Sejauh ini, delapan pabrik keramik gulung tikar karena persoalan harga gas, menyisakan 32 perusahaan lain yang kembang kempis.
 
4.      Ketimpangan Perjanjian Dagang
Sesuai perjanjian AFTA (Asean Free Trade Area), bea masuk impor keramik dari China akan turun dari 20 persen menjadi 5 persen. Namun, menurut Asaki, China masih mengenakan bea masuk sebesar 20 persen untuk produk yang sama.

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular