
Saham Naik 500%, Begini Penjelasan IKAI Soal Rencana Bisnis
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 March 2018 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) memutuskan untuk berhenti memproduksi keramik kualitas rendah karena biaya produksi yang tidak efisien, dan lebih memilih untuk menjual produk keramik impor. Hal ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan berfokus pada jenis keramik premium.
Direktur Utama perusahaan Teuku Johas Raffli mengatakan saat ini perusahaan telah melakukan stabilisasi operasional dengan melakukan impor keramik setelah terjadinya disrupsi beberapa waktu lalu, seperti mahalnya energi yang digunakan untuk produksi. Selain itu, belum lama ini perusahaan juga baru saja melakukan restrukturisasi dari utang bank dan utang vendor.
"Saat ini sudah stabilisasi operasional dengan fokus impor. Tahap awal ini impor Rp 5 miliar dari uang akuisisi untuk impor initial, di kuartal kedua impor akan dilakukan kembali," kata Teuku di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (5/3).
Untuk mendukung penjualan produk keramik impor tersebut, perusahaan tahun ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 14 miliar. Dana ini akan digunakan untuk investasi peremajaan mesin di level hilir.
Selain itu, dia menyebutkan Intikeramik akan bersinergi dengan perusahaan asing untuk mendukung produksi keramik. Perusahaan juga berencana untuk berinvestasi di bidang automatisasi pengepakan (boxing) sehingga biaya menjadi lebih efisien.
Belum lama ini perusahaan juga merambah ke bisnis properti dengan mengakuisisi PT Realindo Sapta Optima, melunasi pembelian saham PT Mahkota Artha Mas dan PT Mahkota Properti Indo Medan. Saat ini perusahaan tengah mengembangkan sebuah hotel yang berlokasi di Ubud, Bali.
"Nilai proyek ini sekitar Rp 535 mimliar, di luar tanah. Ditargetkan akan selesai pada 2019, baru akan masuk dalam pembukuan pada 2020," kata dia.
Sementara itu, tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 140 miliar dengan target laba sebesar Rp 24 miliar.
Beberapa waktu lalu, sempat dikabarkan juga bahwa perusahaan telah menerima suntikan dana dari pengusaha Benny Tjokrosaputro. Namun, perusahaan menampik adanya pemberitaan tersebut. "Tidak, tidak benar," kata dia.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Direktur Utama perusahaan Teuku Johas Raffli mengatakan saat ini perusahaan telah melakukan stabilisasi operasional dengan melakukan impor keramik setelah terjadinya disrupsi beberapa waktu lalu, seperti mahalnya energi yang digunakan untuk produksi. Selain itu, belum lama ini perusahaan juga baru saja melakukan restrukturisasi dari utang bank dan utang vendor.
"Saat ini sudah stabilisasi operasional dengan fokus impor. Tahap awal ini impor Rp 5 miliar dari uang akuisisi untuk impor initial, di kuartal kedua impor akan dilakukan kembali," kata Teuku di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (5/3).
Selain itu, dia menyebutkan Intikeramik akan bersinergi dengan perusahaan asing untuk mendukung produksi keramik. Perusahaan juga berencana untuk berinvestasi di bidang automatisasi pengepakan (boxing) sehingga biaya menjadi lebih efisien.
Belum lama ini perusahaan juga merambah ke bisnis properti dengan mengakuisisi PT Realindo Sapta Optima, melunasi pembelian saham PT Mahkota Artha Mas dan PT Mahkota Properti Indo Medan. Saat ini perusahaan tengah mengembangkan sebuah hotel yang berlokasi di Ubud, Bali.
"Nilai proyek ini sekitar Rp 535 mimliar, di luar tanah. Ditargetkan akan selesai pada 2019, baru akan masuk dalam pembukuan pada 2020," kata dia.
Sementara itu, tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 140 miliar dengan target laba sebesar Rp 24 miliar.
Beberapa waktu lalu, sempat dikabarkan juga bahwa perusahaan telah menerima suntikan dana dari pengusaha Benny Tjokrosaputro. Namun, perusahaan menampik adanya pemberitaan tersebut. "Tidak, tidak benar," kata dia.
Intikeramik diminta oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan public expose insindentil untuk menjelaskan kenaikan harga saham yang siginifikan. Dari awal tahun hingga pekan lalu, harga saham IKAI naik 489,04%.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular