Runtuhnya Bursa Kami

Rivi Satrianegara & Monica Wareza, CNBC Indonesia
16 January 2018 06:20
Ini mengingatkan kembali mengingatkan publik pada tragedi yang terjadi 14 September 2000, saat terjadi ledakan bom.
Foto: CNBC Indonesia
  • Belum diketahui secara pasti penyebab ambruknya koridor lantai 1 Gedung BEI Tower 2.
  • Selain itu terdapat 20 tenant atau penyewa yang terkena imbas akibat ambruknya koridor tersebut.

Jakarta, CNBC Indonesia
- Tragedi kembali terjadi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, selasar (koridor) lantai 1 Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia ambruk hari Senin (15/1/2018) pukul 11.57 WIB. Ini kembali mengingatkan publik pada tragedi yang terjadi 14 September 2000, saat terjadi ledakan bom di gedung vital tersebut.

Namun, tidak ada korban meninggal pada kejadian hari Senin itu dan aktivitas perdagangan tidak terganggu. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat.


Menurut sejumlah saksi di lokasi, selasar yang ambruk sempat dilewati sekitar 100-an mahasiswa dari Universitas Bina Dharma, Palembang, Sumatera Selatan, yang sedang melakukan kunjungan studi ke Bursa Efek Indonesia. Wartawan CNBC Indonesia yang berada di Gedung Bursa Efek Indonesia, sempat mendengar bunyi seperti suara ledakan, yang memicu kepanikan pegawai yang berkantor di Tower I dan Tower II Gedung Bursa Efek.

Situasi panik mulai tampak di pelataran lobby Bursa Efek Indonesia, sejumlah orang mulai karyawan, petugas keamanan, pengunjung, dan jurnalis yang berada di lokasi berupaya menolong mahasiswa-mahasiswa yang menjadi korban. Sebelum ambulan masuk, taksi keluar masuk pelataran lobby bursa untuk mengantarkan korban ke rumah sakit.

Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengambil alih komando evakuasi korban, sambil berteriak, "Yang tidak berkepentingan silakan keluar dari area ini. Jangan hanya melihat, mari bantu para korban," teriak Tito.

Tito meminta beberapa stafnya mencari megaphone (pengeras suara) agar lebih mudah berkoordinasi. Petugas keamanan berupaya membantu memberitahukan orang-orang yang berkerumun untuk meninggalkan lokasi.

Dari dalam Tower II Gedung Bursa Efek, tampak satu per satu korban dievakuasi. Terlihat sekitar puluhan orang berseragam almamater warna biru tua diangkat karena luka-luka hingga patah kaki.

Pada pukul 12.36, ambulan mulai berdatangan. Sebelumnya, Tito sempat kesal dengan lambatnya ambulan dan dokter yang datang ke lokasi. Dia sempat meminta kepada manajemen gedung, "Saya minta 20 ambulan sekarang juga," tegas Tito.

Proses evakuasi pada awalnya banyak dilakukan karyawan Bursa Efek Indonesia dan petugas keamanan gedung. Baru kemudian ada beberapa petugas medis dan ambulan dari sejumlah rumah sakit datang. Lalu disusul aparat kepolisian dan pemadam kebakaran.

Polisi kemudian memasang garis polisi (police line). Akses ke tower II hingga saat ini belum dibuka. Sementara untuk akses ke Tower I sudah dibuka. Karyawan yang berkantor di tower tersebut sudah dizinkan untuk masuk.

Kepala Unit (Kanit) Sabhara Kepolisian Sektor Kebayoran Baru Yulianto mengatakan gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat diakses melalui Tower 1 dan lobby gedung hari ini, Selasa (16/1/2018). Lokasi kejadian di koridor lantai 1 Tower 2 tidak dapat diakses.

"Akses menuju Tower 2 dari lobby juga ditutup," ujarnya di gedung BEI hari Senin.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia Setyo Wasisto mengadakan jumpa pers di Gedung BEI pada hari yang sama. Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak menyebarluaskan video detik-detik ambruknya koridor lantai 1 Gedung BEI.

"Saya imbau untuk tidak disebarluaskan," tegasnya.


Pengelola Gedung

Direktur Cushman & Wakefield Indonesia, selaku Pengelola Gedung BEI, Farida Riyadi mengatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab ambruknya koridor lantai 1 Gedung BEI Tower 2. 

"Penyebab masih diselidiki. Sekarang belum tahu. Kita belum bisa bicara kenapa bisa jatuh," ujarnya.

Ia juga menegaskan biaya perawatan seluruh korban ditanggung oleh Komite Gedung. Selain itu terdapat 20 tenant atau penyewa yang terkena imbas akibat ambruknya koridor tersebut.

"Nilai kerugian belum bisa disampaikan. Tidak ada korban jiwa. Cedera paling parah adalah patah tulang pinggul," demikian Farida menyampaikan poin-poin penting dari konferensi pers tersebut.

Respons Menteri Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keprihatinannya terhadap kejadian ambruknya koridor lantai 1 Tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Pikiran kita ada pada korban dan pengunjung yang ada di sana [Bursa Efek Indonesia (BEI)]. Country manager World Bank juga tadi melaporkan sudah meminta semua karyawannya agar bekerja dari rumah. Ini sangat disayangkan karena ini gedung yang sangat vital. Aktivitas di BEI tidak ada gangguan, ya. Kita pasti melihat seluruh aspek dan akan kita sampaikan selanjutnya. Kita berharap ini tidak memengaruhi konfidensi dan murni accident," ujarnya setelah konferensi pers di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.

Beberapa institusi asing, seperti Bank Dunia (World Bank), diketahui berkantor di gedung Bursa Efek Indonesia.
Ini sangat disayangkan karena ini gedung yang sangat vital.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan self regulatory organization (SRO), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

“Semua aktivitas di Bursa besok (hari ini) akan berlangsung normal,” kata Hoesen.
(prm) Next Article Akses Tower II Harus Izin Pengelola, Tito Jenguk Korban ke RS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular