Jakarta, CNBC Indonesia - Liga Primer Inggris musim 2019/2020 baru kelar sekira 1,5 bulan lalu. Malam tadi waktu Indonesia, kompetisi sepakbola paling ngetop di planet bumi ini sudah melangsungkan musim 2020/2021.
Seperti dua musim terakhir, ada dua klub yang diperkirakan menjadi yang terbaik di Negeri John Bull; Manchester City dan Liverpool. Dua klub ini begitu dominan di Liga Primer, di mana Liverpool menjadi kampiun musim 2019/2020 sementara City semusim sebelumnya dengan selisih hanya satu poin dengan Si Merah.
Skybet mengunggulkan City sebagai calon juara dengan angka 5/6 dan Liverpool menjadi kandidat kedua dengan angka 7/4. Bet365 juga menjagokan anak asuh Manajer Josep 'Pep' Guardiola dengan angka 8/11 dan Liverpool menjadi unggulan kedua dengan angka 9/4.
Seperti kata pepatah, mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan. Sepertinya jalan Liverpool untuk mempertahankan status Champions of England tidak akan mudah.
Malam tadi waktu Indonesia, Jordan Henderson dan kolega menjalani laga perdana musim 2020/2021 dengan menjamu Leeds United di Stadion Anfield. Dalam pertandingan yang sangat intens dan ketat, Liverpool akhirnya menang dengan skor tipis 4-3. Mohamed Salah, penyerang Liverpool asal Mesir, mencetak tiga gol alias hattrick.
Dalam laga ini, harus diakui bahwa Liverpool tidak bermain dengan standar juara. Anak asuh manajer Juergen Klopp hanya mendapatkan penguasaan bola 48%. Operan yang dilakukan pemain-pemain Liverpool pun lebih sedikit ketimbang Leeds, 432 berbanding 459.
"Liverpool punya dua hal yang harus diperhatikan: rapuhnya jantung pertahanan (tidak pernah tidak kebobolan dalam 17 pertandingan terakhir) dan lemahnya penyelesaian Roberto Firmino. Namun Klopp tentunya tidak akan berlama-lama larut dalam masalah ini. Bagaimana pun Liverpool adalah pemenang, meski mendapatkannya dengan sedikit lecet-lecet," tulis Barney Rounay, kolumnis The Guardian.
Well, liga memang masih panjang, masih puluhan pertandingan lagi. Namun jika tidak segera berbenah, maka Liverpool akan kian sulit bersaing dengan City dalam perebutan gelar juara.
Akan tetapi, sekarang bukan cuma City yang akan menjadi sandungan bagi Liverpool untuk meraih trofi Liga Primer. Ada 'pesaing' baru yang bisa merebut panggung, menjadi penyebab Liverpool gagal mempertahankan gelar.
'Pesaing' itu adalah virus corona (Coronavirus Disease-2020/Covid-19). Wabah virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu menyebar dengan sangat cepat, termasuk di Inggris.
Musim lalu, Liga Primer sempat hibernasi selama tiga bulan gara-gara pembatasan sosial (social distancing) untuk menekan risiko penyebaran virus corona. Maklum, virus ini akan lebih mudah menyebar dalam kerumunan.
Sekolah, perkantoran, dan berbagai tempat yang bisa menyebabkan kerumunan manusia ditutup sementara. Termasuk stadion, tempat puluhan ribu orang tumplek dalam jarak yang sangat dekat.
Kala itu, sempat muncul wacana agar Liga Primer musim 2019/2020 diputihkan. Null and void, dihapus dari buku sejarah. Liverpool yang saat itu sedang berada di posisi puncak degan keunggulan 25 angka di atas City terancam gagal menjadi juara.
Akan tetapi kemudian diputuskan Liga Primer bergulir kembali pada 17 Juli meski dengan rambu-rambu protokol kesehatan, salah satunya pertandingan digelar tanpa suporter. Protokol yang masih berlaku sampai saat ini.
Tidak lama setelah Project Restart, Liverpool berhasil mengunci posisi puncak pada pekan ke-31. Liverpool menjadi tim yang paling cepat memastikan diri menjadi juara di dunia persepakbolaan Inggris.
Kini Liga Primer musim 2020/2021 sudah bergulir. Namun bukan berarti ancaman virus corona sudah reda, malah semakin parah.
Per 12 September 2020, jumlah pasien positif corona di Inggris adalah 395.587 orang. Bertambah 3.497 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (30 Agustus-12 September), rata-rata pasien baru bertambah 2.313 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 1.085 orang.
Perkembangan ini membuat pemerintah Inggris kembali mengetatkan social distancing. Mulai pekan depan, melarang warga berkumpul lebih dari enam orang di dalam dan luar ruangan. Bagi yang melanggar, akan dikenakan sanksi denda GBP 100 atau hampir Rp 2 juta dengan kurs saat ini.
"Pengorbanan ini sangat penting untuk mengontrol penyebaran virus. Namun saya berjanji, kebijakan ini tidak akan diterapkan lebih lama dari yang kami perkirakan," kata Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, seperti dikutip dari BBC.
 BBC |
Sejauh ini pemerintah masih mengizinkan orang-orang berkumpul, tetapi di tempat kerja. Ini juga tentu termasuk sepakbola, karena atlet sepakbola adalah sebuah pekerjaan. Mereka bermain sepakbola bukan untuk senang-senang, tetapi bekerja mencari sesuap nasi (dan segenggam berlian).
Namun kalau penyebaran virus corona semakin parah, maka buka tidak mungkin pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson akan lebih mengetatkan social distancing. Peluang untuk kembali ke masa-masa karantina wilayah (lockdown) bukan tidak ada sama sekali.
Ketika itu terjadi, maka sepakbola harus mengalah dan kembali diliburkan. Bahkan kalau berkepanjangan, bisa saja kompetisi diakhiri dengan null and void. Amit-amit...
Jadi rintangan Liverpool untuk mempertahankan gelar bukan cuma City. Virus corona juga bisa menjadi penghalang bagi Liverpool untuk mencatat back-to-back pertama sejak 1984.
TIM RISET CNBC INDONESIA