
Pangeran Harry Sebut Medsos Picu Kebencian, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pangeran Harry dari Inggris pada Kamis lalu (6/8/2020) mengatakan bahwa media sosial memicu "krisis kebencian".
Anak bungsu dari Charles, Pangeran Wales dari istri pertamanya, mendiang Diana, juga mengimbau kepada para perusahaan untuk memikirkan kembali peran mereka dalam periklanan di platform digital.
Dalam artikel opini untuk majalah bisnis AS, Fast Company, berjudul "Media sosial memecah belah kita. Bersama-sama, kita dapat mendesain ulang", Harry mengatakan bahwa dia dan istrinya, Meghan Markle, telah menghabiskan beberapa pekan terakhir untuk menelepon para pemimpin bisnis dan eksekutif pemasaran mengenai masalah ini.
"Perusahaan seperti milik Anda memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan kembali peran Anda dalam mendanai dan mendukung platform online yang telah berkontribusi, memicu, dan menciptakan kondisi krisis kebencian, krisis kesehatan, dan krisis kebenaran," tulis Harry, dikutip Reuters, Sabtu (8/8/2020).
Namun dia tidak menyebutkan nama perusahaan mana pun.
Sebab itu, dalam opininya, Harry, cucu Ratu Elizabeth ini, menyerukan agar ke depan komunitas online bisa mendefinisikan diri dengan prinsip belas kasih daripada kebencian; dengan kebenaran, bukan informasi yang salah; dengan kesetaraan dan inklusivitas, bukan ketidakadilan dan rasa takut; dengan kebebasan berbicara, bukan menggunakan senjata.
Harry dan Meghan, yang sebelumnya dikenal sebagai Duke dan Duchess of Sussex, sekarang tinggal di Los Angeles setelah mereka resmi mengundurkan diri dari kerajaan pada bulan Maret untuk meniti karier baru sebagai warga sipil. Mereka pindah dari Inggris setelah sempat memicu permusuhan di media.
Dalam pidatonya bulan lalu, Meghan mendesak para gadis remaja dan wanita muda untuk menghilangkan obrolan online yang negatif, yang terkadang "sangat menyakitkan".
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Harry & Meghan: Romansa Hingga Keretakan Kerajaan
