Jakarta, CNBC Indonesia - Akhirnya. Setelah 'puasa' 30 tahun, Liverpool 'berbuka puasa'. Sang holy grail sudah diraih, trofi juara Inggris.
Musim 2019/2010 menjadi akhir penantian Liverpool. Memang musim belum berakhir, tetapi Si Merah sudah memastikan diri menjadi yang terbaik di Negeri John Bull dalam urusan sepakbola.
Kemenangan Chelsea atas sang juara bertahan Manchester City membuat perburuan juara selesai. City tidak mungkin lagi menyusul perolehan pon Liverpool hingga akhir musim.
Inggris memang masih menerapkan pembatasan sosial (social distancing). Namun itu tidak menghalangi fans Liverpool di kota pelabuhan itu untuk merayakan waktu 'berbuka puasa'.
Warga kota Liverpool berkumpul, bernyanyi, dan menyalakan kembang api. Wajar jika pendukung Liverpool baik di kota itu dan di seluruh dunia begitu emosional.
Ya, Liverpool memang sudah 18 kali menjadi juara Inggris. Namun itu masih di format lama, Divisi Satu. Kali terakhir Liverpool jadi juara Inggris adalah pada musim 1989/1990.
Sejak era Liga Primer pada awal 1990-an, Liverpool kehilangan magisnya. Belum pernah trofi Liga Primer hinggap di Stadion Anfield. Manchester United di bawah asuhan manajer karismatik Sir Alex Ferguson menjadi penguasa baru dengan raihan 13 trofi Liga Primer.
Musim lalu Liverpool nyaris menjadi juara Liga Primer. Pada akhir musim, Si Merah mengumpulkan 97 poin, hanya berjarak sebiji dari City.
Musim ini, Liverpool merajut asa sejak awal musim. Liverpool berlari kencang sejak awal musim dan mampu menciptakan social distancing dengan City di peringkat kedua.
Semua berjalan lancar, Liverpool tinggal menunggu waktu untuk menerima mahkota. Namun tiba-tiba bencana itu datang. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Mengutip kalimat pelatih bergelimang gelar Carlo Ancelotti, sepakbola adalah hal terpenting di antara hal yang kurang penting. Statusnya sebagai hal yang kurang penting itu membuat sepakbola harus mengalah. Liga Primer berhenti untuk mencegah penularan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Nasib Liverpool menjadi terkatung-katung. Sempat ada wacana kompetisi musim 2019/2020 dihentikan dan diputihkan (null and void). Ada pula wacana mengakhiri kompetisi dan posisi klub ditentukan oleh perolehan poin per pertandingan (Points Per Game/PPG).
Setelah hibernasi tiga bulan, akhirnya pemerintah Inggris memberi lampu hijau untuk melanjutkan kompetisi dan otoritas Liga Primer mulai menjalankan Project Restart. Mulai 17 Juni, Liga Primer dimulai kembali.
Hanya butuh waktu kurang dari dua pekan bagi Liverpool untuk mengunci gelar juara. Satu poin kala derbi Merseyside melawan Everton dan tiga poin dari laga menghadapi Crystal Palace, plus kekalahan City di tangan Chelsea, sudah cukup membuat Liverpool sah menjadi yang terbaik.
Dunia sudah banyak berubah dalam tempo 30 tahun penantian Liverpool. Sejak Liverpool juara pada 1990 dan kini 2020, banyak fans Liverpool yang mungkin belum lahir.
Pada 1990, Tembok Berlin runtuh dan unifikasi Jerman dimulai. Lagu It Must Have Been Love dari Roxette masih jadi lagu baru, yang sekarang masuk kategori Golden Memories.
Di bidang ekonomi, khususnya di Indonesia, kondisinya juga jauh dibandingkan sekarang. Paling gampang dalah harga Bahan Bakar Minyak alias BBM.
Pada 1990, saat Liverpool jadi juara, harga BBM jenis premium cuma Rp 385/liter. Sekarang harganya Rp 6.450/liter. Sedih...
Kemudian pertumbuhan ekonomi. Saat Liverpool kali terakhir berjaya, ekonomi Indonesia juga masih berjaya dan menjadi salah satu macan Asia.
Pada 1990, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional adalah 7,24%. Sebagai perbandingan, saat itu pertumbuhan ekonomi China hanya 3,91%.
Seperti halnya Liverpool, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melambat. Teranyar, ekonomi Indonesia tumbuh 2,97% pada kuartal I-2020. Bahkan tahun ini Indonesia terancam resesi.
Kemudian mari masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada 1990, APBN masih mencatat surplus 1,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Teranyar, APBN 2020 berencana membukukan defisit 6,34% PDB.
Kondisi sudah sangat berubah sejak kali terakhir Liverpool menjadi jawara Inggris. Jadi tidak heran, gelar itu begitu dinantikan oleh para penggemarnya.
You'll Never Walk Alone! This is (finally) your year!
TIM RISET CNBC INDONESIA