Beranikah Fans Liverpool Nyanyi 'We're Gonna Win the League?'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 March 2020 10:48
Beranikah Fans Liverpool Nyanyi 'We're Gonna Win the League?'
Liverpool (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNBC Indonesia - "Beberapa orang bilang sepakbola adalah urusan hidup dan mati. Saya bilang, sepakbola lebih dari itu".

Kutipan tersebut dilontarkan oleh almarhum Bill Shankly, manajer legendaris klub sepakbola asal Inggris, Liverpool. Ya, bagi tidak sedikit orang sepakbola memang segalanya. Bahkan ada yang rela bertukar nyawa demi klub sepakbola tercinta (sesuatu yang tentu tidak dibenarkan).

Bagi orang-orang lainnya, sepakbola adalah agama dalam arti sesungguhnya. Di Argentina, ada aliran kepercayaan bernama Iglesia Maradoniana yang berarti Gereja Maradona. Pengikutnya menyembah siapa lagi kalau bukan sang mega bintang Diego Armando Maradona.

Namun beberapa waktu belakangan, orang-orang dipaksa harus melepas kegembiraan, keriangan, dan gairah akan sepakbola. Penyebabnya adalah virus corona.

Virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut menyebar dengan cepat. Kini virus corona sudah 'membobol' lebih dari 100 negara.

Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis pada Rabu (11/3/2020) pukul 09:18 WIB, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 119.004. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 4.284 orang.




Akibat penularan yang begitu cepat, pemerintah di berbagai negara membatasi aktivitas publik. Kegiatan yang melibatkan banyak orang tidak disarankan agar penyebaran virus corona tidak semakin parah.

Sepakbola sudah menjadi korbannya. Di Italia, seluruh aktivitas olahraga ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan, termasuk Liga Italia Serie A.


Akhir pekan lalu, Serie A masih menggelar pertandingan yang salah satunya adalah grande partita Juventus vs Inter Milan. Namun laga yang digelar di Allianz Stadium (markas Si Nyonya Tua) itu tertutup zonder penonton.

Sekarang nasib Serie A terkatung-katung karena sudah resmi ditunda. Kabar yang beredar ada tiga opsi kelanjutan kompetisi sepakbola paling populer pada era 1990-an tersebut.

Pertama adalah liga dianggap selesai dan klasemen yang ada sekarang yaitu hingga pekan ke-26 adalah posisi final. Kalau opsi ini diambil, maka Juventus lagi-lagi menjadi scudetto.


Opsi kedua adalah seluruh hasil musim 2019/2020 diputihkan, dianggap tidak ada. Null and void. Kasihan para pemain dan ofisial klub yang sudah bermandi keringat tetapi hasilnya tidak diakui.

Pilihan ketiga adalah diadakan play-off untuk menentukan juara, jatah kompetisi antar-klub Eropa, dan klub yang harus rela terdegradasi ke Serie B. Namun opsi ini berarti harus ada pertandingan, yang tentu tidak akan mendapat restu dari pemerintah.


Tidak hanya di Italia, virus corona kini mulai menebar ancaman di Inggris. Saat ini jumlah kasus corona di Negeri John Bull adalah 382 dengan korban jiwa sebanyak enam orang. Salah satu pasien virus corona adalah Wakil Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries.

 

Sampai saat ini pemerintah Inggris belum menempuh langkah seperti di Italia. Hingga akhir pekan lalu, pertandingan masih berjalan seperti biasanya dengan suporter di stadion.

"Sudah ada pembicaraan mengenai rencana cadangan seperti pembatalan atau mengadakan pertandingan tanpa penonton jika berubah dan memang diperlukan. Namun, berdasarkan masukan dari ahli kesehatan pemerintah, belum ada rasionalisasi untuk mengadakan pertandingan tanpa penonton atau membatalkannya," sebut keterangan tertulis Kementerian Digital, Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris.


Meski belum ada larangan dari pemerintah, klub sudah mengambil langkah sendiri. Misalnya Arsenal.

Semestinya Meriam London akan bertanding melawan Manchester City di Stadion Emirates tengah pekan ini. Namun pertandingan itu diputuskan untuk ditunda.

Sekira dua minggu lalu, Arsenal melawat ke Yunani untuk bertanding dengan Olympiacos di Liga Europa. Ternyata Evangelos Marinakis, Pemilik Olympiacos, positif mengidap virus corona.

"Kami memutuskan untuk mengambil langkah medis bagi mereka yang terlibat kontak dengan Tuan Marinakis. Atas langkah ini, kami menemukan beberapa pemain bertemu dengan Tuan Marinakis.

"Kami mendapat masukan medis bahwa mereka berada dalam risiko yang sangat rendah untuk mengidap COVID-19. Namun kami mematuhi panduan pemerintah yang merekomendasikan siapa saja yang pernah berkontak dengan seseorang yang mengidap virus harus melakukan isolasi swadaya di rumah dalam 14 hari.

"Sebagai dampaknya, pemain-pemain tidak bisa bertanding melawan Manchester City dan otoritas Liga Primer memutuskan untuk menunda pertandingan. Kami memahami bahwa langkah ini mengecewakan bagi para suporter. Tiket masih akan berlaku ketika pertandingan sudah dijadwalkan ulang," jelas keterangan tertulis di situs Arsenal.


Saat ini Liga Primer memang belum dihentikan layaknya Serie A. Namun apabila penyebaran virus corona di Inggris semakin masif, maka risiko ke arah sana tidaklah kecil.

Kalau ini sampai terjadi, apalagi jika hasil Liga Primer musim 2019/2020 dinyatakan null and void, maka Liverpool harus menunggu lebih lama lagi untuk merengkuh trofi juara Inggris. Padahal Si Merah sudah begitu dekat dengan gelar juara, tinggal butuh dua kemenangan lagi.

Kini, para pemain, staff, dan pendukung Liverpool sedang ketar-ketir. Penampilan yang begitu apik musim ini bisa tidak berarti apa-apa kalau sampai Liga Primer berhenti dan hasil diputihkan. Hal yang bisa dilakukan pendukung Liverpool adalah berdoa dan menyanyikan lagu We're Gonna Win the League dalam senyap.

We're gonna win the league, we're gonna win the league. Now you're gonna believe us, now you're gonna believe us, now you're gonna believe us. We're gonna win the league...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular