Kobe Bryant: Legenda Basket, Motivator, Angel Investor

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 January 2020 15:52
Angel Investor
Foto: Kiri-kanan: Vanessa Bryant, Kobe Bryant, Natalia Bryant and Gianna Maria-Onore Bryant (Photo by Jordan Strauss/Invision/AP, File)

Pasca pensiun dari NBA, Kobe tak berhenti menginsiprasi jutaan orang. Tak lagi ‘berdansa’ di lapangan basket, dirinya fokus menjadi seorang pebisnis. Sejatinya, bahkan sebelum pensiun, Kobe sudah terjun ke dunia bsinis.

Pada Maret 2014, Kobe diketahui mulai menanamkan dana di perusahaan produsen minuman untuk para atlet bernama BodyArmor. Jika ditotal, investasi Kobe di perusahaan tersebut mencapai US$ 6 juta.

Pada Agustus 2018, Coca-Cola mengumumkan pembelian saham minoritas di perusahaan tersebut. Jika dihitung berdasarkan valuasi yang digunakan Coca-Cola untuk membeli saham BodyArmor, kepemilikan Kobe di perusahaan tersebut lantas telah bernilai sekitar US$ 200 juta, seperti dilansir dari ESPN.

Sebelumnya pada tahun 2013, dirinya mendirikan perusahaan modal ventura bernama Bryant Stibel bersama dengan Jeff Stibel, pendiri Web.com. Perusahaan modal ventura sendiri merupakan perusahaan yang menyuntikkan modal kepada perusahaan-perusahaan rintisan (startup) yang biasanya memang sedang dalam fase mencari investor.

Ketika valuasi dari perusahaan rintisan tersebut sudah tinggi, perusahaan modal ventura kemudian akan menjual saham yang dimilikinya atas perusahaan tersebut guna merealisasikan keuntungan.

Individu seperti Kobe yang menyuntikkan modal kepada perusahaan rintisan sering dikenal dengan istilah Angel Investor.

Walaupun biasanya menyuntikkan modal kepada perusahaan-perusahaan rintisan, perusahaan-perusahaan kelas raksasa bisa juga menjadi sasaran investasi dari perusahaan modal ventura.

Melansir CNN Business, Bryant Stibel kini memiliki aset senilai lebih dari US$ 2 miliar, dengan investasi di berbagai perusahaan teknologi, media, serta perusahaan data. Bryant Stibel mengklaim bahwa pihaknya telah berhasil keluar dengan sukses (menjual saham yang sebelumnya dibeli) dari sebanyak 10 perusahaan, termasuk Dell dan Alibaba.

Bryant Stibel diketahui juga berinvestasi di Epic Games, perusahaan pembesut salah satu video game paling populer di dunia, Fortnite. Selain itu, portofolio Bryant Stibel meliputi perusahaan penyedia jasa pembayaran digital Klarna dan perusahaan produsen produk-produk rumah tangga The Honest Company.

Kepemilikan Kobe di perusahaan modal ventura Bryant Stibel membuatnya mendapatkan kehormatan untuk membunyikan lonceng pembukaan perdagangan di New York Stock Exchange (NYSE) pada Agustus 2016. NYSE sendiri merupakan bursa saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Kobe Bryant: Legenda Basket, Motivator, Angel InvestorFoto: Pembukaan Perdagangan NYSE Oleh Bryant Stibel (Twitter @kobebryant)


Menurut Kobe, aspek terpenting dari keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaannya adalah orang-orang yang menjalankan bisnis tersebut, bukan hanya prospek imbal hasil semata.

“Anda harus memiliki sosok pengusaha-pengusaha yang kuat, itu benar-benar kunci bagi kami, melihat orang-orangnya,” kata Kobe dalam sebuah wawancara dengan CNBC International pada September 2019.

“Ya, penting untuk melihat imbal hasilnya, bukan begitu? Tapi jugalah penting untuk memiliki sebuah peluang yang hebat, hubungan yang baik dengan para investor kami, peluang yang baik dengan para pengusaha kami untuk membantu mereka bertumbuh dan menempatkan mereka dalam situasi di mana mereka bisa sukses,” papar Kobe.

Pada tahun 2016, Kobe mendirikan Granity Studios, sebuah perusahaan media yang memiliki fokus untuk menyampaikan kisah-kisah di dunia olahraga secara kreatif.

Pada tahun 2018, Granity Studios memenangkan piala Oscar untuk kategori “best animated short film” melalui karyanya “Dear Basketball”, di mana Kobe terlibat langsung dalam produksi film pendek tersebut.

Melansir ESPN, selama berkarir di NBA selama 20 tahun Kobe meraup penghasilan senilai US$ 328 juta. Di luar lapangan basket, Kobe juga meraup penghasilan sekitar nilai tersebut, baik dari bisnisnya sendiri maupun dari merek-merek ternama yang mengontraknya seperti Nike, McDonald's, Sprite, Nintendo, dan Turkish Airlines.

Kesuksesan Kobe sebagai pebisnis jelas menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Pasalnya, tak sedikit bintang NBA yang sebelumnya bergelimang harta, justru terlilit utang pasca pensiun, Allen Iverson misalnya.

Iverson yang merupakan mantan bintang tim NBA Philadelphia 76ers tersebut diketahui meraup penghasilan hingga lebih dari US$ 200 juta di sepanjang karirnya. Namun, kesadaran yang buruk atas pentingnya investasi membuat Iverson pada akhirnya mengalami kebangkrutan.

Pada akhir 2012, Iverson menyatakan bahwa pendapatan bulanannya hanyalah sebesar US$ 62.500, namun pengeluarannya mencapai US$ 360.000.

Selain Iverson, Scottie Pippen dan Dennis Rodman yang juga merupakan mantan bintang NBA, juga mengalami kebangkrutan.

Lantas, bagaimana Kobe bisa menjadi pebisnis yang begitu sukses dan disegani? Ternyata, Mamba Mentality kembali berbicara.

Melansir halaman Shup Up & Hustle yang mengutip Bloomberg, Kobe seringkali menelepon para pengusaha sukses untuk meminta masukan.

“Saya akan menelepon orang-orang dan menyerap isi otaknya terkait berbagai macam hal. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan akan terlihat sangat-sangat simpel dan bodoh untuk mereka, jujur saja. Tapi jika saya tidak paham, ya saya tidak paham. Anda harus bertanya. Saya akan melakukannya,” kata Kobe, seperti dilansir dari Shup Up & Hustle yang mengutip Bloomberg.

“Saya akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan saya ingin tahu lebih lagi terkait bagaimana mereka membangun bisnis dan bagaimana mereka mengoperasikan perusahaannya, dan bagaimana mereka memandang dunia.”

Bahkan, Chris Sacca yang merupakan seorang investor dengan aset miliaran dolar AS sempat dihujani pertanyaan oleh Kobe dengan sangat agresif.

“Selama beberapa bulan ponsel saya tak pernah berhenti bergetar di tengah malam. Itu adalah Kobe, membaca artikel ini, membaca cuitan ini, mengikuti akun ini, terjun ke dalam Ted Talk ini, terjun ke dalam hal-hal Y Combinator Demo Day,” kata Sacca, seperti dilansir dari Shup Up & Hustle yang mengutip podcast dari Bill Simmons.

“Dan saya mendapatkan pesan singkat tersebut, benar-benar pada jam dua atau tiga pagi, dan istri saya berkata ‘Apakah kamu selingkuh dengan Kobe Bryant? Apa yang sedang terjadi di sini?’”

Peninggalan Kobe memang jauh lebih besar dari hanya sederet medali dan trofi yang diraihnya di lapangan basket. Melalui prinsip Mamba Mentality, Kobe telah mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia secara positif.

Melalui kerja kerasnya sebagai seorang pebisnis, Kobe mengajarkan betapa pentingnya mengelola keuangan dengan hati-hati, dan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mencoba sesuatu yang baru.

Rest easy up there, Champ! #MambaOut

“Jika Anda takut gagal, maka kemungkinan Anda akan gagal,” – Kobe Bean Bryant (1978-2020).

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular