Kobe Bryant: Legenda Basket, Motivator, Angel Investor

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 January 2020 15:52
Mamba Mentality
Foto: Kobe Bryant dan Gianna (Mark Blinch/The Canadian Press via AP)

Kepergian Kobe begitu terasa karena memang dirinya bisa dikatakan lebih dari seorang legenda basket. Pasalnya, dirinya juga merupakan salah satu motivator terbaik di dunia.

Memang, Kobe bukanlah sebuah motivator profesional yang menyelenggarakan kelas berbayar seperti kebanyakan motivator yang namanya kita kenal. Namun, etos kerja dari Kobe terbukti telah mempengaruhi hidup jutaan orang di seluruh dunia.

Kobe sendiri sering dipanggil “Black Mamba”, sebuah julukan yang diberikannya sendiri kepada dirinya. Black Mamba merupakan sebuah spesies ular berbisa.

Insipirasi untuk menjuluki dirinya sendiri Black Mamba datang dari film Kill Bill, di mana Black Mamba digambarkan sebagai pembunuh yang sangat mematikan seiring dengan kelincahan dan agresivitasnya.

Etos kerja dari Kobe lantas dikenal dengan istilah “Mamba Mentality” atau yang berarti Mentalitas Mamba.

Kobe menjelaskan bahwa Mamba Mentality merupakan sebuah pegangan hidupnya yang berarti “tidak pernah takut”.

“Untuk merangkum apa itu Mamba Mentality, itu berarti terus bisa mencoba untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda sendiri,” kata Kobe pada tahun 2016, seperti dilansir dari ABS-CBN.

“Itu (Mamba Mentality) adalah perjuangan yang konstan untuk menjadi lebih baik pada hari ini ketimbang kemarin,” lanjut Kobe.

Mamba Mentality terbukti bukan menjadi ucapan belaka dari Kobe. Selama berkarir selama 20 tahun sebagai pebasket, berulang kali cerita mengenai etos kerja dari Kobe diangkat ke publik dan menjadi inspirasi bagi jutaan orang di dunia.

Melansir Business Insider, seorang pelatih atletik yang bekerja di tim nasional (timnas) bola basket AS untuk persiapan olimpiade bertemu dengan Kobe di Las Vegas pada musim panas 2012. Keduanya kemudian bertukar nomor ponsel dan pelatih atletik tersebut memberitahu kepada Kobe untuk menghubunginya kapanpun jika Kobe ingin memiliki sesi latihan tambahan.

Menurut pelatih atletik yang tak ingin namanya diketahui tersebut, Kobe meneleponnya beberapa hari kemudian, tepatnya pada pukul 04:15, memintanya untuk datang ke sebuah area latihan.

Mereka kemudian melakukan sesi latihan selama 75 menit, dan pelatih atletik tersebut kembali ke hotelnya untuk beristirahat sebelum sesi pertandingan latihan pada pukul 11:00. Di sinilah Mamba Mentality kemudian begitu terlihat.

“Bagian setelah ini saya ingat dengan sangat jelas. Semua pemain tim nasional AS ada di sana, merasa oke untuk sesi pertandingan latihan pertama. LeBron berbicara kepada Carmelo jika saya mengingatnya dengan benar dan pelatih Krzyzewski sedang mencoba menjelaskan sesuatu kepada Kevin Durant. Di sisi kanan dari area latihan ada Kobe sedang berlatih melakukan tembakan. Dan beginilah perbincangan kami selanjutnya berjalan – Saya mendatanginya, menepuknya di bagian punggung dan berkata ’Kerja yang baik pagi hari ini,’”

“Hah?” kata Kobe kebingungan.

“Sesi latihannya. Kerja yang baik,” kata sang pelatih atletik.

Dirinya kemudian bertanya kepada Kobe terkait kapan menyelesaikan latihan yang dilakukannya pada dini hari dengan dirinya. Ternyata, Kobe tak pernah meninggalkan area latihan.

“Baru saja sekarang (menyelesaikan latihan menembak). Saya ingin memasukkan sebanyak 800 kali jadi ya, baru sekarang,” kata Kobe.

Jadi, untuk sesi latihan di tahun 2012, di mana notabene Kobe sudah menjadi seorang bintang, dirinya datang tujuh jam lebih awal.

Ketika kebanyakan pemain sudah mulai kehilangan sentuhannya pada usia 34 tahun, justru pada saat itu Kobe sedang menikmati permainan terbaiknya.

Di musim reguler NBA tahun 2012-2013, melansir halaman resmi NBA, secara rata-rata Kobe mencetak 27,3 poin per game, 5,6 rebounds, dan 6 assists.

Pola latihan yang begitu intens dari Kobe tersebut pada akhirnya berbuah gelar emas pada Olimpiade tahun 2012 di London.

Cerita semacam ini datang juga dari O.J. Mayo, pemain yang sempat berlaga di NBA. Pada tahun 2007, O.J. Mayo merupakan salah satu peserta dari Kobe Basketball Academy. Mayo kemudian meminta Kobe untuk menemaninya di sesi latihan dan Kobe pun menerimanya. Kobe berkata bahwa dirinya akan menjemput Mayo pada pukul tiga.

Pasca Kobe tak juga muncul, Mayo kemudian bertanya kepada Kobe dan dijawab “Jam tiga pagi, bukan tiga sore,” seperti dilansir dari CBS Sports.

Pada tahun 2008, seorang pencari bakat NBA bahkan memuji Kobe karena berlatih lebih keras dibandingkan dengan bintang NBA lainnya.

“Allen Iverson suka bermain ketika lampu-lampu sudah menyala. Kobe suka melakukannya sebelum lampu-lampu menyala,” kata pencari bakat NBA tersebut, seperti dikutip dari Sports Illustrated.

(ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular