Keluar Duit Rp 15 T Tapi MU Kalah Lawan Burnley, #OleOut...?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 January 2020 10:20
Keluar Duit Rp 15 T Tapi MU Kalah Lawan Burnley, #OleOut...?
Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer (Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)
Jakarta, CNBC Indonesia - "Seorang kapten harus bermain dengan gairah. Apa yang kau lakukan di sana, Maguire?"

Kalimat tersebut diucapkan oleh Rio Ferdinand, mantan bek tengah Manchester United. Ferdinand terlihat emosi melihat permainan klub yang dibelanya selama 12 tahun tersebut.

Dini hari tadi waktu Indonesia, United menjamu klub papan tengah Burnley. Bermain di depan puluhan ribu pendukung sendiri di Stadion Old Trafford, Setan Merah kalah 0-2. Ini menjadi kemenangan pertama Burnley di Old Trafford sejak 1962.


Ferdinand, yang kini berprofesi sebagai pandit di BT Sports, tidak menyembunyikan kekecewaannya. Satu hal yang sangat mengganggu Ferdinand adalah United sudah membangun skuad dengan biaya mahal, tetapi hasilnya boleh dibilang minimal.

Harry Maguire, sasaran kemarahan Ferdinand, direkrut United dari Leicester City dengan biaya fantastis yaitu GBP 80 juta (Rp 1,43 triliun dengan kurs saat ini) pada awal musim 2019/2020. Maguire masih menyandang status sebagai bek termahal dunia kala biaya transfernya mengalahkan mahar Liverpool saat membajak Virgil Van Dijk dari Southampton.

Namun penampilan Maguire masih jauh dari harapan (apalagi banderolnya). Kala Van Dijk berhasil mentransformasi pertahanan Liverpool menjadi yang terbaik di Inggris (kemasukan 14 gol dari 22 pertandingan Liga Primer musim ini), lini defensif United yang digalang Maguire sudah kebobolan 29 gol dari 24 pertandingan.

Kala menghadapi Burnley, Maguire lagi-lagi gagal melaksanakan tugas. Gol Burnley yang dibikin Chris Wood dan Jay Rodriguez adalah gara-gara Maguire terlambat mengantisipasi pergerakan dua pemain tersebut. Wajar Ferdinand murka.

"United menghabiskan GBP 600 juta. Buat apa?" tegas Ferdinand.



Sejak ditinggal manajer legendaris Sir Alex Ferguson, United seolah tanpa arah. Termasuk dalam hal perekrutan pemain.

Sering United membeli pemain mahal, memberi gaji tinggi, tetapi penampilan di lapangan jauh panggang dari api. Contoh paling cetha wela-wela adalah kala United mendaratkan Alexis Sanchez dari Arsenal.

Mahar Sanchez mungkin tidak fenomenal, 'hanya' sekitar GBP 36 juta (Rp 645,09 miliar), tetapi Sanchez langsung diberi gaji nyaris GBP 500.000 (Rp 8,96 miliar) per pekan, membuatnya menjadi pemain dengan bayaran termahal di Inggris.

Apakah hasilnya sepadan? No. Sanchez kini terbuang dari United dan sedang menjalani masa pinjaman di klub Italia, Inter Milan. Namun United masih membayar sekira 3/4 gajinya.


Kembali ke laptop, United memang serampangan dalam urusan transfer pemain sejak ditinggal Ferguson. Mengutip data Transfermarkt, ternyata United mengeluarkan dana jauh lebih banyak dari apa yang disebut Ferdinand.

Sejak musim 2013/2014, selepas era Ferguson, total belanja pemain United mencapai EUR 1,05 miliar (Rp 15,92 triliun). Rata-rata United keluar duit EUR 150,51 juta (Rp 2,27 triliun) per musim untuk merekrut pemain.

Pengeluaran itu tidak sebanding dengan hasil yang didapat dari penjualan pemain. Sejak 2013/2014, United menerima EUR 348,32 juta (Rp 5,26 triliun) dari penjualan pemain. Secara neto, United boncos EUR 705,28 juta (Rp 10,66 triliun).



Dalam periode yang sama, hanya Manchester City yang lebih boros ketimbang United. Belanja pemain City dalam tujuh musim terakhir adalah EUR 1,2 miliar (Rp 18,2 triliun) dan total penjualan pemain EUR 359,07 juta (Rp 5,43 triliun) sehingga ada defisit EUR 845,52 juta (Rp 12,78 triliun).




"Saya tidak melihat dampak dari uang itu. Tidak ada pertanda bahwa United membangun fondasi untuk masa depan," tegas Ferdinand.

Ferdinand pun membandingkan dengan pola transfer Liverpool. Menurutnya, Liverpool lebih unggul karena tidak gebyah uyah dalam merekrut pemain. Mereka yang didatangkan oleh Manajer Juergen Klopp mungkin bukan nama-nama besar nan mahal, tetapi benar-benar klop dengan sistem permainan Si Merah.

Sejak 2013/2014, Liverpool keluar duit EUR 783,91 juta (Rp 11,83 triliun) sementara yang didapat dari hasil penjualan pemain adalah EUR 584,9 juta (Rp 8,83 triliun). Masih defisit, tetapi tidak separah United dan City.




"Lihat saja Liverpool, semua ingin menjadi seperti mereka. Liverpool tidak membeli pemain karena mereka adalah yang terbaik di posisinya, tetapi yang paling cocok dengan pola permainan selama beberapa tahun ke depan. Bukan solusi jangka pendek, Liverpool membangun masa depan," papar Ferdinand.

Well, Ferdinand memang benar. Melihat permainan United dini hari tadi, sepertinya duit belasan triliun rupiah yang sudah keluar terbuang sia-sia.

Satu hal yang tidak bisa diterima akal sehat adalah United yang sudah mengeluarkan uang begitu banyak di bursa transfer, ternyata pemain-pemain terbaik mereka adalah Marcus Rashford, Scott McTominay, Brandon Williams, dan Mason Greenwood yang merupakan produk akademi. Sungguh sebuah kesia-siaan yang hakiki.

So, #OleOut nih...?


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular