Jelang #LIVMUN: Liverpool Menang Trofi, MU Menang Money

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 January 2020 10:55
Jelang #LIVMUN: Liverpool Menang Trofi, MU Menang Money
Foto: Sadio Mane ( REUTERS/Phil Noble)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang tengah malam nanti waktu Indonesia, Liga Primer Inggris akan menyuguhkan partai penuh gengsi antara Liverpool vs Manchester United. Keduanya adalah klub sepak bola paling sukses di Negeri John Bull, sehingga tentunya menjanjikan laga penuh aksi.

Musim lalu, Liverpool boleh bangga karena prestasinya jauh melebihi sang rival abadi. Si Merah berhasil menjadi juara Eropa setelah mengalahkan sesama klub Inggris, Tottenham Hotspur, di pertandingan final Liga Champions. Jordan Henderson dan kolega pun mampu finis di peringkat dua Liga Primer dengan perolehan 97 poin, hanya berjarak sebiji dari sang juara Manchester City.

Musim ini, laju Liverpool masih kencang (malah sangat kencang). Liverpool memainkan 21 pertandingan di Liga Primer dan berada di peringkat teratas dengan 61 angka. Unggul 13 angka dari City di posisi kedua yang sudah bermain 23 kali.


Sementara United berbanding terbalik. Musim lalu, United tumbang di babak perempat final Liga Champions setelah dihempaskan Barcelona (Spanyol) dengan agregat 0-4. Di Liga Primer, United yang berganti manajer di tengah jalan dari Jose Mourinho ke Ole Gunnar Solskjaer hanya mampu finis di urutan enam sehingga gagal lolos ke Liga Champions.

Pada musim 2019/2020, David De Gea dan sejawat masih kurang konsisten. Setelah bermain 22 kali di Liga Primer, United mengoleksi 34 angka dan duduk di peringkat 5.


Namun pencapaian dua musim terakhir tidak melunturkan posisi United sebagai salah satu klub tersukses di Tanah Britania. Sepanjang sejarahnya, Setan Merah sudah meraih 45 trofi. Hanya kalah dari Liverpool dengan koleksi 47 trofi.

Soal prestasi, Liverpool dan United memang dominan di Inggris dan saling berbalapan. Akan tetapi untuk urusan finansial, keduanya masih dipisahkan oleh jurang yang dalam.


[Gambas:Video CNBC]




Pekan ini, firma keuangan Deloitte merilis laporan tahunan Football Money League 2020 yang merangkum kinerja klub-klub terbaik dunia dalam urusan duit.

Pada musim 2018/2019, Deloitte mencatat United membukukan pendapatan EUR 711,5 juta (Rp 10,81 triliun dengan kurs saat ini). Liverpool kalah jauh dengan pendapatan EUR 604,7 juta (Rp 9,19 triliun).




Bagaimana pun, United adalah brand yang lebih menjual ketimbang Liverpool. Bahkan United adalah satu-satunya klub (setidaknya di Inggris) yang tidak menggantungkan diri dari pendapatan hak siar televisi.

Biasanya pendapatan klub sepak bola dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu pendapatan komersial, hak siar, dan pertandingan (matchday). Di hampir seluruh klub, hak siar adalah pemasukan utama.

Berikut adalah gambaran betapa menggiurkannya pemasukan klub Liga Primer dari hak siar televisi pada musim 2018/2019:


Namun United tidak membutuhkan itu. Porsi pendapatan terbesar dari penghuni Stadion Old Trafford adalah dari sisi komersial. United memang sebuah brand yang sangat menguntungkan sehingga sponsor mengantre.

Dalam laporan tahunan United 2019 untuk tahun fiskal yang berakhir 30 Juni, pendapatan komersial tercatat GBP 275,09 juta (Rp 4,9 triliun). Lebih tinggi ketimbang pendapatan hak siar yang sebesar GBP 241,21 juta (Rp 4,3 triliun) dan matchday yaitu GBP 110,82 juta (Rp 1,97 triliun).


Sementara Liverpool, meski menuai sukses dalam dua musim terakhir, belum bisa menjadi mesin uang sebesar Uniited. Deloitte mencatat hampir separuh pendapatan Liverpool masih bersumber dari hak siar televisi.

Pendapatan Liverpool (Deloitte)


Deloitte memperkirakan posisi Liverpool tidak akan beranjak tahun depan, masih di peringkat tujuh klub dengan pendapatan terbesar dunia. Sebab klub-klub di atasnya, terutama City, diperkirakan semakin moncer dalam hal keuangan seiring berbagai kontrak sponsor baru.

"Liverpool diperkirakan masih berada di peringkat ketujuh dalam Football Money League tahun depan, walau klub mungkin akan meraih gelar Liga Primer pertama dan melangkah lebih jauh di Liga Champions. Peringkat Liverpool sulit membaik tahun depan karena kontrak-kontrak finansial baru yang ditandatangani oleh Manchester City bukan sebuah hal yang tidak realistis," sebut laporan Football Money League 2020.

Bagaimana dengan United? Meski posisinya masih jauh dari Liverpool, tetapi Deloitte menyebut bukan tidak mungkin United akan turun peringkat di Football Money League tahun depan.

Penampilan United yang angin-anginan membuat peluang lolos ke Liga Champions musim depan jadi penuh ketidakpastian. Akibatnya, pemasukan dari kompetisi antar-klub Eropa menjadi sulit diandalkan.

"Keikutsertaan di Liga Champions tergantung dari performa tim di Liga Primer sehingga tidak bisa dijamin. Kegagalan lolos ke Liga Champions akan berdampak terhadap pendapatan," tulis laporan tahunan United.

Tidak hanya turun peringkat, Deloitte juga memperingkatkan ada risiko United tidak lagi jadi klub terkaya di Inggris. Jika United terus-terusan absen di Liga Champions, maka pendapatan mereka akan tersalip oleh rival-rival terdekatnya.


"United memperkirakan pendapatan mereka pada musim 2019/2019 akan turun menjadi sekitar GBP 560-580 juta (Rp 9,98-10,34 triliun). Hasil ini akan membuat peringkat United turun di Football Money League berikutnya, dan juga berisiko membuat mereka tidak lagi di posisi klub dengan pendapatan terbesar di Liga Primer. Ada kemungkinan rival-rival mereka yaitu Manchster City dan Liverpool akan menggantikan," sebut laporan Football Money League 2020.

Sekarang Liverpool boleh unggul dalam hal prestasi sementara United menang money. Namun ke depan, siapa tahu Liverpool bisa unggul dua-duanya...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular